AGI Setara Kecerdasan Manusia, Apalagi Ini?

Perkembangan pesat dalam kecerdasan buatan (AI) terus menjadi perhatian tahun ini seiring kemunculan ChatGPT.

Mesin telusur yang bisa merilis chatbot AI sendiri, serta ramainya pengguna AI membuat gambar, audio, dan video dari nol.

Namun, perusahaan dan pakar AI justru mulai mengalihkan perhatian ke hal baru, yang dikenal sebagai kecerdasan umum buatan atau artificial general intelligence (AGI).

Sejumlah pihak menyebut AGI sebagai sistem AI yang sama cerdasnya dengan manusia (bahkan lebih cerdas).

AGI Setara Kecerdasan Manusia

Mengenal AGI Yang Setara Kecerdasan Manusia

AGI belum menjadi kenyataan, dan masih terdengar seperti fiksi ilmiah. Pada dasarnya, ini adalah konsep AI yang mencapai tingkat kecerdasan setara atau lebih tinggi dari manusia.

Perusahaan Amerika, OpenAI, yang menciptakan ChatGPT dan pembuat gambar AI yang populerDALL.E 2. Menggambarkan AGI sebagai “sistem yang sangat otonom, mengungguli manusia dalam pekerjaan yang paling berharga secara ekonomi.”

Sistem ini diharapkan dapat memecahkan masalah dan melakukan hal-hal rumit sambil beradaptasi dengan lingkungannya. Serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri.

Ada juga konsep Artificial Super Intelligence (ASI), dengan sistem kemampuan intelektual yang jauh lebih besar daripada manusia.

Beberapa pakar berpendapat bahwa teknologi ini tidak akan tercapai, tapi yang lain bersemangat sekaligus khawatir tentang bagaimana teknologi ini dapat mengubah dunia.

Berisiko Luar Biasa Bagi Manusia

CEO OpenAI, Sam Altman, telah memperingatkan “risiko besar” AGI, termasuk “penyalahgunaan, kecelakaan drastis, dan gangguan sosial”. Dia memprediksi AGI bisa terwujud dalam satu dekade mendatang.

AGI Setara Kecerdasan Manusia

“AGI awalnya hanya akan menjadi satu titik di sepanjang kontinum intelijen,” ujarnya. “Kemungkinan perkembangannya akan berlanjut dari sana. Jika terwujud, dunia akan menjadi sangat berbeda, dan risikonya bisa luar biasa. AGI superintelijen yang tidak selaras dapat menyebabkan kerusakan parah pada dunia. Rezim otokratis dengan pimpinan superintelijen yang menentukan juga bisa melakukannya,” jelas Sam Altman.

“Ada pakar AI yang menganggap risiko AGI adalah fiktif. Kita senang jika ternyata dia benar. Tapi kami akan tetap beroperasi seolah-olah risiko ini ada,” katanya.

Bulan lalu, co-founder OpenAI, Elon Musk, yang tidak lagi berafiliasi dengan perusahaan ini mengatakan. AGI telah membuatnya mengalami “kecemasan eksistensial”.

Tidak mengherankan, mengingat konsep AGI membuat para pakar mempertimbangkan potensi skenario negatif, seperti:

  • AGI bidang kesehatan bisa memutuskan tidak merawat lansia demi mengoptimalkan kesehatan penduduk usia muda
  • AGI bertugas menghasilkan uang yang dengan cepat menggantikan semua pekerja manusia, menyebabkan PHK massal
  • AGI yang dibuat oleh negara menggunakan kemampuannya untuk menghancurkan pertahanan dunia maya negara lain
  • AGI bidang pertahanan memutuskan menduduki suatu kota untuk membunuh target bernilai tinggi terdengar seperti adegan film The Terminator

Bahkan ada yang memprediksi bahwa AGI dapat digunakan untuk memerintahkan prajurit manusia dalam perang.

AGI Setara Kecerdasan Manusia

Dalam sebuah makalah, Robert Sparrow dari Monash University dan Adam Henschke dari University of Twente menyebutkan. Karena skenario perang seperti itu mungkin terjadi. Muncul kekhawatiran etis apakah AI harus kita beri wewenang untuk mengirim manusia ke potensi kematian mereka.

“Akhirnya, mengejar kemenangan mungkin membutuhkan penyerahan komando ke mesin. Dan kemenangan dapat ditentukan oleh kekuatan mana yang memiliki AI yang lebih baik,” katanya.

Bagaimana mencegah AGI lepas kendali?

Profesor Paul Salmon dari Queensland’s University of the Sunshine Coast setuju bahwa AGI menimbulkan risiko eksistensial bagi manusia. Ia menyarankan kita bertindak sekarang agar siap untuk kedatangan AGI, meskipun beberapa dekade lagi.

“Jika kita baru mulai mengkhawatirkan AGI saat sudah muncul, itu sudah terlambat,” katanya.

“Kita perlu memahami bagaimana merancang AGI agar aman, etis, dan dapat kita gunakan. Bagaimana mengelola risiko dan bagaimana mengendalikannya,” ujar Prof Salmon.

AGI Setara Kecerdasan Manusia

Dalam posting blognya bulan lalu, Sam Altman dari OpenAI memaparkan rencana perusahaannya untuk pengembangan AGI.

Dia mengatakan OpenAI semakin berhati-hati dengan merilis model AI-nya saat AGI semakin dekat.

Perusahaannya memiliki klausul tentang membantu organisasi lain meningkatkan keselamatan. Daripada berlomba dengan mereka dalam pengembangan AGI tahap akhir.

Menurut Sam Altman, OpenAI yang terdiri dari anak-anak perusahaan nirlaba, memiliki batas pengembalian. Sehingga perusahaan selalu terikat dengan risiko menyebarkan sesuatu yang berpotensi berbahaya.

Menteri industri dan sains Australia, Ed Husic, mengatakan. Pihaknya telah meminta Dewan Sains dan Teknologi Nasional untuk mempertimbangkan pengembangan AI. Memikirkan implikasinya dan bagaimana pemerintah harus merespons.

“Kita ingin teknologi bekerja untuk kita, bukan sebaliknya,” katanya.

Pusat AI Nasional dari lembaga penelitian CSIRO telah memberi saran kepada pemerintah tentang kerangka kerja AI yang bertanggung jawab.

Perusahaan AI Optimis

Elon Musk mengaku meskipun memiliki kecemasan atas pengembangan AGI, dia bersemangat untuk menyaksikan hal itu terwujud dalam hidupnya.

Sementara Sam Altman menyebut teknologi AGI berpotensi memberikan kemampuan baru biasa kepada semua orang untuk membantu tugas-tugas kognitif.

“Jika AGI berhasil terwujudkan, teknologi ini dapat membantu kemanusiaan dengan meningkatkan kesejahteraan. Mempercepat ekonomi global, dan membantu penemuan ilmiah baru yang mengubah batas kemungkinan,”katanya.

“Kita membayangkan sebuah dunia di mana umat manusia berkembang ke tingkat yang mungkin belum bisa kita bayangkan sepenuhnya,” jelasnya.

Seorang pengacara dari Komisi Perdagangan Federal AS menulis bahwa AI adalah “istilah pemasaran”. Dan memperingatkan kalangan perusahaan untuk berhati-hati menggunakannya.

“Kita belum hidup dalam dunia fiksi ilmiah, di mana komputer secara umum dapat membuat prediksi perilaku manusia yang dapat kita percaya,” katanya.

Pendiri Microsoft Bill Gates minggu ini mengatakan belum ada terobosan dalam beberapa bulan terakhir yang membuat kita semakin dekat mewujudkan AGI.

Namun Profesor Salmon tetap optimis jika masyarakat mempersiapkan diri dengan baik untuk kehadiran AGI, hal itu dapat memberikan dampak positif.

“Jika kita mengambil pendekatan proaktif untuk merancang kontrol, tidak ada keraguan bahwa manfaatnya bagi umat manusia bisa sangat besar,” katanya.

Sam Altman sependapat, tapi mengakui bahwa membuat dan mengelola AGI adalah pekerjaan yang sangat besar.

“Berhasil bertransisi ke dunia dengan kecerdasan super mungkin merupakan proyek yang terpenting, penuh harapan dan paling menakutkan dalam sejarah manusia,” katanya.

*detik.com

AGI Setara Kecerdasan Manusia

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything