Antara Surga Dan Jannah

Kata dan konsep surga itu derivasi dari bahasa Sansekerta yaitu “svargaloka”. Yang menjadi konsep fundamental dalam ajaran Hindu (juga “turunannya” seperti Buddha, Jain, Sikh).

Dan ajaran Islam memang tidak mengenal kata “syurga.” Oleh karena itu masyarakat Arab juga tidak mengetahui dan tidak mengenal “syurga”. Teks Al-Qur’an menulis kata “jannah”.

Antara surga dan jannah

Jannah Berbeda Dengan Svarga

Secara linguistik dan konseptual, kata dan istilah “jannah” yang terpakai dalam Islam dan bahasa Arab klasik dengan “svarga” dalam Hindu dan bahasa Sansekerta itu sangat berbeda sekali. Konsep “svarga” dalam Hindu itu artinya sangat kompleks.

Kata “jannah” dalam bahasa Arab klasik bisa berarti secara harfiah sebagai “kebun” atau tepatnya “taman”. Yang kemudian terpakai sebagai metafor “taman gaib.” Kata “taman” biasanya lebih indah daripada “kebun.”

Dalam Bahasa Arab, ada sejumlah kata yang terpakai untuk menerangkan taman atau kebun ini. Misalnya, jannah (dengan “ta marbutah”), jannah (dengan “ha”), bustan, dan hadziqah. Oleh masyarakat Arab kontemporer, kata “jannah” dengan “ta marbutah” sudah tidak mereka pakai lagi penggunaannya untuk mendiskripsikan “taman/kebun”.

Yang menarik, kata “jannah” itu berakar kata “janna” (j-n-n) yang bisa termaknai “menyembunyikan, menutupi.” Maka, kata “jannah” bisa termaknai “sesuatu yang tersembunyi/tertutupi” karena memang taman itu tertutupi oleh pohon/daun.

Kata-kata lain yang berakar j-n-n memiliki makna yang sama. Misalnya: “janan” (kata lain dari “hati” juga tersembunyi atau tertutupi di dalam tubuh kita), “janin” (“embrio” yang tersembunyi di perut umi kitah). Kemudian “majnun” (“gendeng”, karena otak atau pikirannya tertutupi), jinn/jann/jinnah (“jin” juga tersembunyi karena nggak tampak mata). Lalu junnah (proteksi, juga bermakna sesuatu yang menyembunyikan / melindungi / memproteksi sesuatu).

Dalam bahasa Pali (lebih tua dari Sanskrit), ada kata “jhana” yang berarti “meditasi” atau “konsentrasi pikiran”. Tapi sepertinya konteks maknanya agak berbeda dengan “jannah” dalam bahasa Arab klasik. Tapi bisa juga berkaitan karena taman juga biasa orang pakai untuk meditasi dan menenangkan pikiran.

Menurut sejumlah pakar dan sejarawan Timur Tengah, konsep “jannah” berakar atau berasal dari “taman istana” Raja Daud di zaman Israel Kuno. Yang tergambarkan sangat indah penuh dengan tanaman hijau-hijauan, air mengalir, dan dayang-dayang keraton yang cantik jelita.

sumber : postingan fb Sumanto Alqurtubi

Antara Surga Dan Jannah

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything