Attention Deficit Hyperactivity Disorder

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yang merupakan gangguan neurologis yang mempengaruhi konsentrasi, impulsifitas, dan aktivitas fisik seseorang.

ADHD bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, meskipun lebih sering terjadi pada anak-anak. Sejumlah gejala ADHD meliputi :

  1. Kesulitan berkonsentrasi dan mempertahankan fokus pada tugas-tugas yang membosankan atau menantang.
  2. Kegelisahan dan hiperaktif, sulit untuk tetap diam dan tenang di tempat duduk.
  3. Kesulitan mengorganisasi tugas dan waktu, serta mudah kehilangan benda-benda kecil seperti kunci, dompet atau ponsel.
  4. Mengambil keputusan dengan cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
  5. Mudah teralihkan perhatiannya oleh rangsangan luar, seperti suara atau gerakan.

Gejala ADHD dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti kesulitan dalam belajar, masalah sosial dan hubungan interpersonal, kesulitan mempertahankan pekerjaan, dan lain-lain.

Penyebab pasti ADHD belum ada yang tahu secara pasti, namun faktor genetik dan lingkungan terpercaya memainkan peran dalam terjadinya gangguan ini. Terdapat juga sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ADHD, seperti paparan terhadap racun tertentu selama kehamilan, kelahiran prematur, atau komplikasi saat persalinan.

Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan ADHD, namun terdapat berbagai terapi yang dapat membantu mengelola gejala-gejala ADHD, seperti terapi perilaku, obat-obatan, atau konseling.

ADHD Bisa Mengganggu Proses Belajar

ADHD bisa mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu dengan cepat. Namun, hal ini bukan berarti penderita tidak bisa belajar atau menjadi mahir di bidang tertentu.

Berikut adalah sejumlah tips yang mungkin bisa membantu penderita belajar dengan lebih efektif meskipun mengalami ADHD:

  1. Gunakan metode belajar yang berbeda. Cobalah untuk menggunakan berbagai metode belajar, seperti membaca, menulis, mendengarkan, atau berdiskusi dengan orang lain. Penderita bisa menemukan metode belajar yang paling cocok dengan gaya belajar pengidap.
  2. Fokus pada satu tugas pada satu waktu. Hindari melakukan multitasking dan fokus pada satu tugas belajar pada satu waktu. Hal ini bisa membantu penderita meningkatkan konsentrasi dan meminimalisir distraksi.
  3. Buat jadwal belajar yang teratur. Cobalah untuk membuat jadwal belajar yang teratur dan konsisten. Pastikan pengidap menentukan waktu belajar yang cukup untuk fokus dan tidak terlalu lama sehingga penderita merasa lelah atau bosan.
  4. Buat lingkungan belajar yang tenang dan bebas gangguan. Hindari gangguan dan distraksi selama belajar. Buat lingkungan yang tenang dan bebas dari gangguan, seperti televisi atau ponsel.
  5. Berikan reward pada diri sendiri. Berikan reward pada diri sendiri setelah berhasil menyelesaikan tugas belajar. Hal ini bisa membantu meningkatkan motivasi dan memberikan dorongan positif pada diri sendiri.
  6. Cari bantuan dari orang lain. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari orang lain, seperti teman atau guru, jika penderita mengalami kesulitan dalam belajar.

Semua orang memiliki kemampuan untuk belajar dan menjadi mahir di bidang tertentu, termasuk penderita yang mengalami ADHD. Dengan mengikuti beberapa tips di atas dan konsisten dalam belajar, saya yakin penderita bisa mencapai tujuan belajar.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Tim Kreatif
Tell us something about yourself.