Belajarlah Sampai Negeri China

Mari kita tinjau kesalahkaprahan adagium selama ini.

Ada sebuah adagium yang mengatakan “Carilah pengetahuan sampai ke negeri China”. Atau dalam bahasa aslinya “求知若渴,虚心若愚” (Qiú zhÄ« ruò kÄ›, xÅ« xÄ«n ruò yú) dalam bahasa Mandarin. Adagium ini mengajarkan pentingnya terus mencari ilmu dan belajar tanpa henti. Bahkan sampai harus menempuh perjalanan yang jauh ke negeri China. Adagium ini telah menjadi bagian dari budaya populer dan sering berguna untuk memotivasi orang untuk terus belajar dan meningkatkan pribadi.

Pepatah Ini Berasal Dari Literatur Tiongkok

Adagium “Carilah ilmu sampai ke negeri China” berasal dari sebuah cerita kuno dalam literatur Tiongkok yang terkenal. Sebutannya sebagai “Kitab Han” atau “Han Shu” dalam bahasa Mandarin. Cerita ini menceritakan tentang seorang pejabat Tiongkok pada zaman Dinasti Han bernama Gan Ying yang ingin memperluas pengetahuannya tentang dunia. Ia ingin pergi ke Barat untuk belajar dan mengeksplorasi negara-negara di sana, termasuk Romawi. Namun, saat itu tidak ada jalur langsung ke Barat. Sehingga Gan Ying memutuskan untuk pergi ke Selatan untuk mencari jalur laut yang dapat membawanya ke Barat.

Gan Ying adalah seorang pejabat Tiongkok pada zaman Dinasti Han. Namun tahun pastinya tidak dapat terpastikan secara akurat karena tidak ada catatan yang jelas tentang waktu hidupnya. Dinasti Han berlangsung dari sekitar 206 SM hingga 220 Masehi. Bisa tersimpulkan bahwa Gan Ying hidup pada masa itu.

Belajarlah Sampai Negeri China

Gan Ying akhirnya tiba di sebuah pulau di sebelah Selatan Cina yang teryakini sebagai negara Fulin (Romawi). Namun, ia tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Fulin karena harus menyeberangi lautan yang sangat luas. Meskipun begitu, ia tetap mencoba untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang Fulin. Dan negara-negara lain yang ia temui di sepanjang perjalanan.

Ketika ia kembali ke Cina, Gan Ying mendapat gelar “Jenderal Yang Ingin Pergi Ke Barat”. Ia mendapat kehormatan sebagai seorang intelektual yang gigih. Adagium “Carilah ilmu sampai ke negeri China” kemudian muncul dari cerita ini, menginspirasi orang-orang untuk terus belajar dan mengeksplorasi dunia.

Pendapat Pepatah Ini Berasal dari Arab Adalah Salah

Tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa adagium “Carilah ilmu sampai ke negeri China” berasal dari Arab. Adagium ini memang berasal dari literatur Tiongkok dan telah menjadi bagian penting dari budaya Tiongkok selama berabad-abad.

Belajarlah Sampai Negeri China

Memang ada kemiripan antara adagium Tiongkok ini dengan sebuah hadits dalam Islam yang menyatakan “Uthlubul ilma walau bisyitsin”. Atau terjemahan bebasnya adalah “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”. Penting untuk melihat konteks kronologi sejarah keduanya secara langsung.

Belajarlah Sampai Negeri China

Sedangkan “bisyitsin” dalam hadits tersebut bukanlah kata bahasa Arab yang secara spesifik merujuk pada negeri China atau Tiongkok. Ada sejumlah interpretasi yang muncul terkait arti kata “bisyitsin” dalam hadits tersebut. Sejumlah ulama mengartikan “bisyitsin” sebagai kata yang berasal dari bahasa Persia yang berarti “jauh” atau “sangat jauh”. Dalam konteks hadits tersebut, “bisyitsin” mungkin merujuk pada perjalanan yang jauh dan membutuhkan usaha yang besar untuk mencapainya. Seperti perjalanan ke negeri China yang pada masa itu merupakan perjalanan yang sangat jauh dan memakan waktu yang lama.

Meskipun tidak ada bukti konkret yang mengaitkan kata “bisyitsin” dengan Tiongkok, hadits tersebut tetap menjadi motivasi bagi umat Muslim untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan demi kebaikan diri sendiri dan umat manusia.

Hadits Riwayat Ibnu Majah Dan At-Tirmidzi

Hadits yang termaksud adalah hadits riwayat Ibnu Majah dan At-Tirmidzi. “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, karena menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” Dan hadits ini menunjukkan pentingnya belajar dan menuntut ilmu dalam Islam. Bahkan harus melakukan dengan tekad yang kuat dan semangat yang tinggi hingga harus menempuh perjalanan jauh seperti ke negeri Cina.

Dalam Islam, ilmu pengetahuan dianggap sangat penting dan mendapat penghargaan tinggi sebagai sarana untuk mendekatkan pribadi kepada Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim mendapat anjuran untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuannya. Baik dalam hal religi maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, hadits ini menjadi motivasi bagi umat Muslim untuk terus belajar. Dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan demi kebaikan pribadi sendiri dan umat manusia.

Ibnu Majah (lahir pada tahun 824 Masehi) adalah seorang ahli hadits Muslim terkenal dari abad ke-9. Sedangkan At-Tirmidzi (lahir pada tahun 824 Masehi) adalah seorang ahli hadits Muslim terkenal dari abad ke-9 hingga ke-10. Kedua ahli hadits ini mengumpulkan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Dan menyusun koleksi hadits yang terkenal sebagai Sunan Ibn Majah dan Sunan At-Tirmidzi.

Tidak ada informasi pasti tentang tahun atau tanggal spesifik hadits “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina” riwayat oleh Ibnu Majah dan At-Tirmidzi. Namun koleksi hadits mereka masing-masing tertulis pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi. Jadi hadits ini pastinya tertuliskan pada masa itu atau sebelumnya.

Kesimpulan

Bahwa adagium “Carilah ilmu sampai ke negeri China” bukanlah berasal dari Arab. Melainkan merupakan bagian dari budaya Tiongkok yang kaya akan nilai-nilai kebijaksanaan dan kearifan lokal.

Belajarlah Sampai Negeri China

UTHKG; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Ryan Winters
Tell us something about yourself.