Dokumen Rahasia AS Bocor
Juru bicara Pentagon, pada Senin (10/4), mengatakan bocornya sejumlah dokumen sangat rahasia tentang perang di Ukraina menimbulkan risiko “sangat serius” terhadap keamanan nasional Amerika Serikat.
Dokumen itu mencakup informasi sensitif tentang perang Rusia di Ukraina, serta tentang beberapa sekutu AS. Bocornya sejumlah dokumen tersebut telah mendorong Departemen Kehakiman untuk melakukan investigasi akan kebocoran itu.
Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik, Chris Meagher, mengatakan kepada wartawan, materi yang telah beredar di berbagai situs media sosial itu “berpotensi menyebarluaskan disinformasi.”
“Kami masih menyelidiki bagaimana hal ini dapat terjadi, serta ruang lingkup dampaknya. Ada langkah-langkah untuk mengkaji lebih seksama bagaimana jenis informasi ini terdistribusikan dan kepada siapa saja,” tambah Meagher.
Meagher mengatakan dokumen yang bocor itu tampaknya memiliki format yang mirip dengan dokumen yang tergunakan untuk memberikan pembaruan informasi kepada para pemimpin senior. Tetapi sebagian foto atau gambar tampaknya telah diubah. Ia menambahkan perubahan itu tampaknya terlakukan untuk mengecilkan perkiraan korban perang Rusia di Ukraina.
Dokumen Sangat Rahasia AS Bocor Beredar Di Sosmed Sejak Februari 2023
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Llyod Austin telah mendapat informasi tentang kebocoran dokumen ini pada tanggal 6 April ketika surat kabar The New York Times memberitakan hal tersebut.
Dokumen yang bersifat sangat rahasia tersebut pertama kali muncul di media sosial Discord pada akhir Februari. Dan kemudian menyebar ke berbagai situs media sosial lainnya, termasuk Telegram dan Twitter.
Namun hal ini tidak menarik banyak perhatian hingga saat The New York Times memberitakan hal itu minggu lalu.
Sementara itu di Gedung Putih, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan, pada Senin (10/4), kepada wartawan. Bahwa masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang kebocoran dokumen itu.
“Kami tidak tahu siapa di balik bocornya dokumen-dokumen ini. Kami tidak tahu motifnya. Dan kami tidak tahu berapa banyak lagi dokumen yang berada di luar sana,” ujarnya.
Kirby menambahkan bahwa Presiden Joe Biden telah tahu tentang masalah tersebut akhir pekan lalu. Dan terus menjalin kontak dekat dengan para pejabat keamanan nasional.
AS Sudah Hubungi Sekutu
Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan. Pejabat-pejabat Amerika Serikat telah menghubungi sekutu mereka terkait bocornya dokumen sangat rahasia itu. “Termasuk memastikan komitmen kami untuk menjaga informasi intelijen.”
Departemen Pertahanan memimpin penyelidikan antar-departemen untuk menyelidiki insiden bocornya dokumen sangat rahasia tersebut. Sementara Departemen Kehakiman telah memulai penyelidikan pidana.
Kebanyakan dokumen yang bocor itu terkait perang di Ukraina dan sejumlah informasi sensitif tentang kapabilitas tempur negara itu. Namun dokumen itu juga memuat informasi tentang sekutu-sekutu AS, termasuk Israel, Turki dan Korea Selatan.
Rusia Diduga Palsukan Dokumen Barat yang Bocor tentang Ukraina.
Dokumen rahasia terkait taktik Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dalam perang di Ukraina yang bocor telah muncul di sejumlah platform media sosial. Akibatnya para pejabat di Washington pontang-panting untuk menghapus jejak digital itu.
Pejabat di Kyiv memperingatkan bahwa dokumen-dokumen itu tidak autentik karena telah diubah oleh Rusia. Perubahan itu di antaranya untuk menutupi jumlah korban pasukan Moskow, tetapi sebaliknya menggelembungkan jumlah orang Ukraina yang tewas.
Foto-foto dokumen berlabel “sangat rahasia” dan “rahasia” itu, termasuk beberapa yang terlihat terlipat terunggah di Twitter dan Telegram dalam beberapa hari terakhir, menurut pejabat dan laporan media.
File-file tersebut termasuk grafik dan peta yang menunjukkan lokasi pasukan militer dan persenjataan di Ukraina pada 1 Maret dan tampaknya telah tersebarluaskan secara daring pada hari yang sama.
“Departemen Pertahanan secara aktif meninjau masalah ini dan telah membuat rujukan resmi ke Departemen Kehakiman untuk melakukan penyelidikan.” Kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh dalam pernyataan singkat pada Jumat (7/4) malam.
Terungkapnya dokumen itu adalah terobosan intelijen publik pertama terkait Rusia sejak Kremlin menginvasi Ukraina pada akhir Februari 2022. Menurut The New York Times, yang melaporkan kebocoran dokumen tersebut pada Kamis (6/4).
The Times pada Jumat (7/4) malam melaporkan bahwa sejumlah dokumen kedua muncul di media sosial yang “tampaknya merinci rahasia keamanan nasional Amerika dari Ukraina hingga Timur Tengah dan China.”
Kumpulan dokumen pertama juga berisi informasi spesifik tentang jadwal pelatihan untuk brigade tempur Ukraina. Dan tingkat pengeluaran untuk sistem peluncur roket HIMARS yang telah AS sediakan. Menjelang serangan balasan musim semi yang diharapkan Kyiv, menurut laporan media.
“Saya tidak melihat risiko apa pun dari publikasi informasi ini, termasuk informasi yang menyimpang tentang rencana yang sedang pengembangan oleh Staf Umum (Militer) Ukraina.” kata Mykhailo Podolyak, penasihat presiden Ukraina kepada VOA.
“(Dokumen) itu tidak relevan dengan apa yang akan teelakukan dalam sebulan atau pada waktu tertentu ketika skenario ini akan penerapan di medan perang.”
Podolyak menambahkan bahwa jika dokumen itu memang benar-benar asli, Rusia “pasti tidak akan merilisnya. Anda akan berpura-pura tidak tahu rencananya.” Bagan yang berubah itu mencantumkan angka kematian pihak Rusia antara 16.000 hingga 17.500. Jauh di bawah perkiraan para analis yang mencapai 200.000 orang, termasuk tentara yang tewas, terluka atau hilang.
Bagan yang termodifikasi itu juga mencantumkan perkiraan tentara Ukraina yang tewas mencapai antara 61.000 hingga 71.500.
“Angka yang berubah benar-benar membuka mereka (dinas intelijen Rusia) sepenuhnya. Dan itu memperlihatkan bahwa alasan utama dari (kebocoran dokumen) ini adalah untuk meyakinkan publik Rusia bahwa hanya 17.000 tentara (Rusia) yang tewas.” Kata Andrey Piontkovsky, peneliti senior di Institut Modern Rusia yang berkantor pusat di New York.
“Ini adalah operasi propaganda yang terrancang terutama untuk opini publik Rusia,” kata Piontkovsky kepada VOA pada Jumat (7/4). Menambahkan bahwa apa yang telah rilis tidak berisi “informasi militer berbahaya yang terperinci.”
Beberapa narablog militer Rusia berpendapat berbeda. Mereka menyatakan bahwa dokumen tersebut dibocorkan oleh intelijen Barat untuk menyesatkan para komandan Rusia menjelang serangan balasan yang akan datang oleh Ukraina.
info : voaindonesia.com
Dokumen Rahasia AS Bocor
uthkg.com Desain Website oleh Hanjuang.id