Korupsi Berjamaah Bea Cukai Terbongkar
Kasus dugaan korupsi berjamaah di lingkup Bea Cukai mulai terbongkar. Semua terkait korupsi bea masuk IMEI atas HP, komputer genggam dan tablet (HKT) milik penumpang dari luar negeri selama periode Januari-Desember 2022.
Transaksi ini melibatkan pegawai Bea Cukai kelas menengah hingga pejabat Eselon II.
“Izinkan kami mewakili millenial BC dari KPPBC TMP 8 Kualanamu menyampaikan informasi kepada publik. Yang selama ini ditutup-tutupi oleh pihak pejabat BC mulai dari eselon 3 (Kepala KPPBC) hingga eselon 2 (Kepala Kantor Wilayah dan Direktur di KP DJBC). Terkait isu nasional atas pelanggaran secara terstruktur, sistematis, dan masif oleh direktorat kami selama periode Januari s.d Desember 2022.” Tulis surat terbuka dari pihak mengatasnamakan Pegawai Milenial Bea Cukai.
Sesuai informasi data dari unit pengawasan (P2) Bea Cukai Kualanamu. Terdeteksi terdapat instruksi khusus dari Direktorat P2 Pusat yang menyatakan ada anomali dan kecurangan yang mengindikasi adanya kerugian negara.
Dalam hal ini, pejabat Bea Cukai setingkat level menengah (Fungsional PBC Ahli Pertama) menetapkan bea masuk sesuka hatinya atau sesuai pesanan.
“Yang lebih parah lagi pejabat atasannya (eselon IV dan eselon III) melindungi hal tersebut karena lebih mementingkan menjaga nama baik demi predikat WBK-WBBM yang kami dapat dari pada mengambil tindakan tegas.”
Adapun kasus dugaan korupsi tersebut juga menurut klaim telah sepengetahuan kepala kantor wilayah. Namun, mereka tetap menutupi lantaran ingin menjaga nama baik institusi. Surat terbuka itu pun mengaku ulah oknum serupa tersebar secara nasional.
“Berdasarkan info yang kami dapat ternyata hal tersebut tidak hanya terjadi di lingkungan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara. Malah ternyata pelanggaran tersebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif di seluruh Indonesia. Karena ternyata sebelumnya eselon II (Direktur di Kantor Pusat DJBC) telah berkoordinasi ke daerah untuk mengkondisikan hal tersebut. Agar tidak melebar ke banyak hal cukup ditutupi,” tulis surat tersebut.
Bea Cukai Sebut Pelapor Tak Paham Substansi
Terkait isi surat terbuka itu, pihak Bea Cukai (BC) Kualanamu akhirnya angkat bicara soal informasi yang beredar. Yang tersampikan perwakilan milenial BC dari KPPBC TMP B Kualanamu itu. Terkait sejumlah hal yang jadi dugaan para pejabat menutup-nutupinya.
Kepala Kantor Bea Cukai Kualanamu, Elfi Haris mengatakan. Registrasi IMEI adalah tugas tambahan Bea Cukai sejak akhir 2021.
Setelah berjalan hampir satu tahun berlaku monitoring dan evaluasi (monev). Dari hasil monev tersebut ada penemuan sejumlah kelemahan-kelemahan yang harus ada penyempurnaan. Misalnya secara sistem satu akun pegawai bisa penggunaan pada saat yang bersamaan oleh sejumlah orang.
“Belum ada acuan yang seragam untuk penetapan nilai pabean (harga) handphone bekas dan lain-lain. Dari hasil monev ini akan ada perbaikan-perbaikan, baik oleh kantor pusat DJBC maupun internal di BC Kualanamu,” kata Haris.
Lalu, lanjutnya, terkait harga handphone, pegawai memutus berdasarkan profesional adjusment mereka. Untuk handphone baru banyak acuan yang bisa kita gunakan, termasuk dari dealer resmi.
Hanya Lihat Di Website
Tetapi untuk handphone bekas, terang Haris, pegawai melihat di berbagai website-website atau situs resmi negara asal hanphone tersebut di asal penumpang membelinya.
“Jika tersebutkan ada keresahan pegawai milenial BC, mungkin agak berlebihan atau karena adik-adik tersebut belum memahami substansi monitoring dan evaluasi. Karena pada prinsipnya monev kita lakukan bukan untuk mencari kesalahan pegawai,” sebutnya.
“Monev sebagai perbaikan-perbaikan sistem dan layanan kepada masyarakat, supaya lebih sederhana, cepat, dan akurat. Meskipun demikian, jika dalam proses monev ada kelalaian pegawai, tentu kita akan proses sesuai ketentuan,” sambungnya.
Namun, Haris kembali menegaskan, segala masukan yang bisa mendorong untuk perbaikan pelayanan dan pengawasan Bea Cukai, pasti akan mereka terima dan menjadi triger atau memicu perbaikan.
“Karena kepuasan pengguna jasa tidak pernah tetap, selalu berkembang,” tandas Pegawai Bea Cukai ini.
KPK Minta Bea Cukai Tak Bungkam Pegawai Yang Berani Bongkar Borok Oknumnya
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron angkat bicara. Terkait pemanggilan terhadap pegawai milenial Bea Cukai Kualanamu oleh Seksi Kepatuhan Internal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Kualanamu, Sumatera Utara.
Ghufron tak habis pikir dengan Seksi Kepatuhan Internal Bea Cukai Kualanamu. Bila pemanggilan untuk menyalahkan pegawai Bea Cukai milenial atas surat terbuka. Yang berisikan kebobrokan oknum pejabat Bea Cukai Kualanamu yang viral di media sosial.
Ghufron mengatakan, jika benar demikian, maka pemanggilan itu telah mencederai semangat sistem pengaduan pelanggaran atau whistle blower system (WBS) yang telah terjalin bersama KPK.
“Pemanggilan oleh Seksi Kepatuhan Internal Bea Cukai Kemenkeu sangat tidak sesuai dengan semangat WBS yang telah terjalin dengan KPK. Jika pemanggilan untuk menyalahkan insan Bea Cukai milenial,” ujar Ghufron, Minggu (26/3/2023).
Ghufron berharap pemanggilan itu tidak untuk menyalahkan pegawai milenial yang berani bersuara lewat surat terbuka. Melainkan pemanggilan untuk mencari dan menentukan kebenaran dari yang tersampaikan oleh pegawai milenial itu.
“KPK berharap tidak sebaliknya untuk membungkam atau bahkan menghukum mereka. Yang menyampaikan segala dugaan penyimpangan yang terjadi di internal Bea Cukai,” kata Ghufron
Jadikan momentum perbaikan
Ghufron mengatakan, adanya surat terbuka dari pegawai milenial itu justru harus menjadikannya sebagai momentum untuk perbaikan. Bukan malah membungkam pihak yang berani membongkar bobrok oknum di internal Bea Cukai.
Ghufron mendorong setiap kebenaran yang terungkap harus ada tindak lanjut dengan semangat untuk perbaikan.
“Setiap kebenaran yang terungkapkan harus ada tindak lanjut dengan semangat untuk menyelesaikan dan memperbaiki bukan menghukum yang mengungkapkan kebenaran,” kata dia.
Dia menambahkan, pihaknya bakal terus mengamati setiap perkembangan dari peristiwa pemanggilan pegawai milenial tersebut. “KPK sangat memperhatikan hal ini dan akan memonitor terus progresnya,” pungkas Nurul Ghufron.
*liputan6.com
Korupsi Berjamaah Bea Cukai Terbongkar
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang