Latar Belakang Dari Kebijakan Etis Atau Balas Budi
By Rafif
Pada tahun 1848 pada masa “cultuurstelsel” , kebijakan ini berkembangan gagasan untuk memisahkan antara Hindia Belanda dan negara induk ( kerajaan Belanda ). Pada masa kebijakan ini, para konstitusi liberal dan oposisi dari sosial demokrat bersatu untuk menyuarakan di parlemen belanda untuk lebih memperhatikan moral pribumi yang semakin hari semakin buruk, terutama orang orang Jawa dan Sunda.
Ketidakadilan Pemerintah Hindia Belanda
Pada tahun 1860, seorang mantan bekabat kolonial yang bernama Eduard Douwes Dekker, membuat kritikan kepada pemerintah Belanda lewat novel yang berjudul Max Havelaar di Belanda. Novel ini menceritakan penindasan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Berdasarkan novel ini Douwes Dekker penggagas anti-penindasan terhadap pribumi.
Banyak yang membaca novel ini dari kalangan masyarakat Belanda bahkan Eropa. Novel ini cukup berpengaruh untuk menyampaikan gagasan anti-penindasan. Tulisan tersebut memiliki makna sangat dalam untuk menuntun pemenuhan kewajiban moral Belanda terhadap negara jajahannya yaitu Hindia Belanda.

Tokoh paling mempengaruhi adalah P.Brooshooft adalah seorang direktur perusahaan surat kabar De Locomotief, perusahan ini adalah sebagai wadah untuk kaum liberal berbagai pemikiran untuk menyuarakan politik etis. Surat kabar De Locomotief media ini berdiri di semarang pada tahun 1863 dan menjadi harian pada tahun 1870. Membaca surat kabar ini Berbagai kalangan atas seperti pengusaha, pedagang, pemerintahan dalam negeri.
Surat Kabar Menarik Moral Pembaca
Surat kabar ini menarik moral para pembaca untuk menyuarakan politik etis atau balas budi. media membuat satu ikatanideologis untuk menyuarakan politik etis. Adapun tokoh-tokoh yang pengaruhi kebijakan politik etis yaitu seperti Van Deventer, J.H. Abendanon, Van Limbrun Stirum dan lain lainya.
Pada 1870 kebijakan “cultuurstelsel” sudah mulai kontradiksi dengan pemahaman modern. Setelah ada kebijakan ini munculah sikap kritis terhadap kebijakan pemerintah ini menjadi sebuah artikel yang bijak berisi pengelolaan anggaran rumah tangga dan perekonomian di Hindia Belanda.
Akan tetapi menyuarakan kesejahteraan dan keadilan di hindia belanda diabaikan atau tidak ada hasilnya meskipun suara tersebut sudah didengar masuk seluruh masyarakat Eropa dan Belanda karena kehendak politik di tangan pemerintahan Hindia Belanda pada saat itu melihat pengelolaan dan kebijakan nya sangatlah miris lebih menguntungkan elit kerajaan daripada bumiputera. Maka inilah dasar dari politik etis.
Tiga momentum yang menandai bergeraknya politik etis yang pertama dari artikel Van Deventer yang berjudul “Een Eereschuld”. kedua brosur politik yang ditulis wartawan Locomotief Brooshooft yang berjudul De “Ethische Koers In Koloniale Politiek” ( haluan etis dalam politik kolonial, yang diterbitkan pada tahun 1901.Sementara itu, ia memberikan gagasan politik etnis adalah ia prihatin dengan kebijakan kerajaan Belanda semakin hari tidak ada keadilan dan tidak punya rasa kemanusiaan. Inilah munculnya dari kebijakan politik etis.
Politik Balas Budi Berawal Dari Kemanusiaan Dan Ekonomi Negara Yang Kurang Perhatian Pemerintah Kerajaan
Politik etis atau politik balas budi berawal dari kemanusiaan dan ekonomi negara jajahan yang kurang perhatian daripemerintah kerajaan. Maka dari itu golongan elit liberal saat dominasi di dewan perwakilan rakyat Belanda. Meminta ratu Belanda untuk membuat kebijakan balas budi untuk memakmurkan masyarakat di negara jajahan. Masyarakat sudah bekerja keras seperti kerja rodi, tanam paksa dan lainya.
Sampai pada Januari 1901, di depan parlemen Belanda dalam sebuah pidato awal tahun, ratu Wilhelmina mengumumkan penyelidikan yang penyelidikan keadaan lakukan kurang sejahtera dan sekaligus pengesahan kebijakan politik etnis. Dalam pidato bahwa pemerintah kerajaan belanda terpanggil atas moral hutang budi terhadap rakyat hindia belanda ( saat ini Indonesia). Setelah itu, Ratu menuangkan panggilan moral tersebut akan membuat kebijakan yang bisa menyebutnya kebijakan politik etnis. Menyatakan dalam wujud irigasi, migrasi dan pendidikan
Latar Belakang Dari Kebijakan Etis Atau Balas Budi
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang