Nasib Uang Elektronik Selanjutnya

Cara membayar semakin lama semakin canggih. Dulu hanya menggunakan uang tunai dan menggunakan kartu, kini pembayaran bisa menggunakan aplikasi e-wallet sampai mobile banking di handphone.

Apalagi dengan adanya QR Indonesian Standard (QRIS) yang makin memudahkan masyarakat untuk membayar lintas penyelenggara jasa keuangan. Misalnya jika memiliki GoPay, kita juga bisa scan QR code milik ShopeePay.

Pembayaran non tunai berbasis server ini juga sudah bisa kita lakukan di beberapa moda transportasi umum seperti KRL sampai MRT. Tak cuma itu, ke depannya, bayar tol tak perlu lagi berhenti dan melakukan tap menggunakan kartu di gerbang.

Bagaimana nasib uang elektronik berbasis kartu ini nantinya?

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengungkapkan dalam beberapa tahun kemudian, uang elektronik berbentuk kartu akan perlahan masyarakat tinggalkan.

“Ini karena pembayaran semakin mudah menggunakan handphone. Ada aplikasi e-wallet, mobile banking juga sekarang bisa scan QR code,” katanya, Jumat (13/1/2023).

Bagaimana Nasib Uang Elektronik?

Kartu Elektronik Kurang Promo

Ia menjelaskan, promo yang oleh uang elektronik kartu ini berikan, tidak sebanyak uang elektronik berbasis server. Selain itu, untuk uang elektronik kartu yang tidak teregister, memiliki risiko lebih tinggi jika hilang.

Pasalnya saldo yang ada di dalam kartu tersebut tak bisa penggunanya ambil apalagi cairkan, sehingga hilang begitu saja. Hal ini tentu membuat rugi para pemilik kartu.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan nilai transaksi uang elektronik (UE) pada November 2022 tumbuh 12,84% (yoy) mencapai Rp 35,3 triliun sedangkan nilai transaksi digital banking meningkat 13,88% (yoy) menjadi Rp 4.561,2 triliun sejalan dengan normalisasi mobilitas masyarakat.

Selain itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga meningkat 16,85% (yoy) menjadi Rp 664,9 triliun. Sementara itu, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada November 2022 meningkat 7,77% (yoy) mencapai Rp 935,2 triliun. Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI serta memastikan kelancaran sistem pembayaran nasional.

“Transaksi ekonomi dan keuangan digital meningkat oleh naiknya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring. Juga luasnya dan mudahnya sistem pembayaran digital, serta cepatnya digital banking,” ujarnya.

Artikel ini telah terbit di : https://klubcahaya.com/sosial/bagaimana-nasib-uang-elektronik/

Bagaimana Nasib Uang Elektronik?

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything