Pagelaran Wayang Kulit PERMA-UTHK

Persatuan Mahasiswa Universitas Terbuka Hong Kong (PERMA-UTHK) telah 3 tahun berdiri.

Dalam rangka perayaan hari jadinya yang ke-3 ini PERMA-UTHK menyelenggarakan pagelaran wayang kulit pada Rabu malam, 8 Maret 2023. Bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan International (International Women’s Day). Pagelaran ini bertempat di Sanggar Seni Glagah Wangi, Kota Ngawi, Jawa Timur. Dan tersiarkan langsung melalui channel Zoom Meeting dan live di Fanpage PERMA-UTHK di facebook.

Pagelaran wayang kulit ini membawakan lakon berjudul “Sang Gatotkaca”. Dan telah dimainkan dengan sukses oleh seorang dalang muda asal Ngawi, Ki Arif Wibawa Carita. Pementasan seni wayang kulit ini adalah kali kedua dalam acara hari jadi PERMA-UTHK. Tahun lalu pada momen ulang tahunnya, PERMA-UTHK juga telah mementaskan wayang kulit dengan Ki Arif sebagai dalangnya.

Turut hadir dalam momen pentas wayang kulit kali ini beberapa pihak terkait. Yang hadir melalui Zoom Meeting antara lain Kepala Pokjar Universitas Terbuka Hong Kong, Emy Loga. Demisioner Ketua PERMA-UTHK, Wahyu Nara, dan Ketua PERMA-UTHK saat ini, Anita Zahra. Serta kehadiran tamu kehormatan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Beijing, Yudil Chatim. Hadir juga seluruh panitia penyelenggara dan anggota PERMA-UTHK. Dan beberapa tamu undangan dari berbagai pokjar Universitas Terbuka, dari komunitas dan organisasi, serta para PMI di Hong Kong.

Selanjutnya yang hadir secara langsung di lokasi pementasan wayang kulit di kota Ngawi. Adalah tamu kehormatan dari Dewan Kesenian Daerah Ngawi, Drs. Suradji, MM. Ia mendampingi seluruh rangkaian pagelaran wayang kulit ini sampai selesai. Serta melakukan penyerahan wayang secara simbolis kepada dalang.

Sambutan-sambutan Sebelum Acara Mulai

Sebelum dalang memulai pementasan wayang kulit, ada beberapa sambutan yang tersampaikan. Antara lain sambutan dari Ketua PERMA-UTHK, Anita zahra. Yang menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati hari jadi PERMA-UTHK tersebut. Juga ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam tim PERMA-UTHK. Sehingga organisasi tersebut tetap eksis dengan berbagai kegiatan positif dan edukatif. Dan telah berusia 3 tahun dalam mewadahi berbagai kegiatan mahasiswa UT Hong Kong, sebagai tempat belajar banyak hal. Antara lain belajar bekerja sama dalam kelompok tim, belajar mandiri dan bertanggungjawab. Mengasah berbagai keahlian serta mengembangkan sikap gotong royong dan solidaritas, dsb.

Sambutan kedua dari Atdikbud KBRI Beijing, Yudil Chatim. Yang menyampaikan apresiasi mendalam serta kebanggaan yang luar biasa kepada PERMA-UTHK dan mahasiswa UT Hong Kong pada umumnya. Bahwa di Tengah kesibukan bekerja sebagai PMI, masih mampu menyempatkan diri untuk kuliah. Mengembangkan diri dengan berbagai kegiatan positif dan membangun organisasi. Menyelenggarakan pementasan wayang kulit sebagai bukti kecintaan terhadap budaya tanah air Indonesia dan upaya melestarikan budaya bangsa sendiri. Atdikbud sangat bangga terhadap para mahasiswa UT Hong Kong. Dan berjanji akan selalu mendukung dan membimbing mereka agar lebih bisa berkembang dan lebih maju lagi.

Selanjutnya sambutan dari Drs. Suradji, MM yang hadir langsung di lokasi Acara. Ia menyampaikan selamat kepada PERMA-UTHK pada hari jadinya yang ke-3 ini. Juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap para mahasiswa UT yang tergabung di dalam PERMA-UTHK yang telah sukses menyelenggarakan pementasan wayang kulit sebagai kegiatan yang sangat luar biasa. Dan sebagai generasi muda yang mencintai dan melestarikan budaya lokal. Ia juga memperkenalkan berbagai komunitas seniman yang turut hadir dalam acara. Tidak lupa ia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua panitia penyelenggara dari PERMA-UTHK karena telah mempercayai pihak Sanggar Seni Glagah Wangi untuk pentas acara ini. Terakhir penyerahan wayang secara simbolis kepada dalang pertanda pagelaran segera mulai. Acara ini juga tersiarkan langsung melalui channel Youtube Ngawi Smart.

Pagelaran Wayang Kulit Oleh Ki Arif Wibawa Carita

Tiba saatnya pementasan wayang kulit akan mulai. Ki Arif segera menempati posisi di depan kelir wayang dan memulai pementasan. Memainkan lakon “Sang Gatotkaca” Ki Arif membawakan dengan sangat apik dan penuh semangat.

Lakon “Sang Gatotkaca” ini mengisahkan sebuah cerita. Bahwa ada seorang raja raksasa yang bernama Prabu Kala Pracona di Kerajaan Giling Wesi. Raja raksasa itu jatuh cinta kepada seorang bidadari bernama Supraba. Namun para Dewa di kahyangan tidak menerima lamaran yang tersampaikan melalui patihnya yang bernama Sekipu. Karena penolakan lamaran itu Prabu Kala Pracona dan Patih Sekipu marah dan membuat gaduh Kahyangan Suralaya.

Para Dewa tidak ada yang bisa menang tanding dengan Prabu Kala Pracona dan Patih Sekipu. Oleh karena itu Bathara Narada turun ke bumi mencari jagonya para dewa untuk mengalahkan mereka berdua. Bathara Narada menjagokan bayi yang bernama Tetuka, putra dari Werkudara dan Dewi Arimbi . Bayi yang masih balita dan akan menjadi jago kahyangan itupun menang. Tetapi Prabu Kala Pracona dan Patih Sekipu tidak mau tanding dengan bayi tersebut .

Para Dewa bekerja bakti mengumpulkan senjata kahyangan untuk dimasukkan ke Kawah Candradimuka bersama dengan sang jabangbayi Tetuka. Keajaiban para Dewa terjadi, bayi tersebut tidak mati ditelan api tetapi justru berubah menjadi remaja yang gagah perkasa. Para dewa memberikan nama kepada jabang Tetuka yaitu Sang Gatotkaca. Karena sekujur badan sang Gatotkaca terbuat dari senjata kahyangan.

Selanjutnya para Dewa mengutus Sang Gatotkaca untuk mengalahkan Prabu Kala Pracona dan Patih Sekipu. Akhirnya mereka berdua dapat terkalahkan oleh Gatotkaca. Karena kemenangan tersebut Bathara Guru atau Sang Hyang Manikmaya berjanji kepada Gatotkaca. Kelak ketika Gatotkaca sudah menikah akan diangkat menjadi Ratu di Kahyangan Suralaya duduk di Selakandha Waru Binangun.

Gatotkaca Menunggu Janji Sang Hyang Bathara Guru

Hari berganti bulan, bulan berganti tahun Gatotkaca sudah menikah dan ia memikirkan janji para Dewa. Dahulu janji mau diwisuda di Kahyangan. Maka Ki Semar Badranaya menyarankan kepada Gatotkaca bahwa semua keberhasilan harus disertai pengorbanan/usaha. Atas saran Ki Semar Badranaya, Gatotkaca bertapa napak tilas Rama Raden Werkudara yang dahulu pernah menjadi pendita di gunung Jamur Dipa.

Sang Gatotkaca tekun bertapa dan menjadikan kahyangan terasa panas. Para Dewa berkumpul di Kahyangan Suralaya dan Bathara Guru bingung ”ada apa dengankahyangan ini?” Lalu Bathara Narada menjawab “semua ini karena si Gatotkaca bertapa untuk menagih janji para dewa 25 tahun yang lalu”.

Bathara Guru mengingkari janji dan menyuruh Bathari Durga (Dewi penggoda) untuk membunuh Gatot kaca. Bathari Durga turun dari kahyangan mencari Gatotkaca yang sedang bertapa untuk dia bunuh. Gatotkaca kalah tanding dengan Bathari Durga. Ki Semar pun mengatakan yang menjadi suruhan Dewa bukan orang biasa namun itu Bathari Durga. Akhirnya Ki Semar maju mengalah kan Bathari Durga dan Durgapun kembali ke kahyangan. Ia tidak akan mengganggu Gatotkaca lagi.

Kemudian datanglah Bathara Guru yang berkata bahwa ini semua hanya godaan. Semua keinginan tidak luput dari godaan dan halangan. Bathara Guru pun menepati janji untuk menjadikan Gatotkaca sebagai Ratu di kahyangan walau pun hanya semalam. Dan akhirnya Dewa sudah menepati janjinya Gatotkaca diganti namanya menjadi Sang Kaca Negara atau Sang Prabu Sumilih.

Akhir Pementasan Wayang Kulit

Pementasan wayang kulit ini tergelar sekitar 5 jam dari pukul 21.30 HKT dan berakhir sekitar pukul 02.30 HKT dini hari. Seluruh rangkaian acara pentas wayang kulit dengan lakon “Sang Gatotkaca” telah selesai pementasan dan selanjutnya panitia menutup acara dengan sambutan penutup dari Ketua PERMA-UTHK. Acarapun berakhir dan ruang Zoom Meeting ditutup.

Pagelaran Wayang Kulit PERMA-UTHK

UT Hong Kong & Macau; Desain Website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything