Papaku Pasti Masuk Neraka
Papaku, dia pasti masuk neraka. Panggil dia bobengcu artinya no body, tak terkenal. Papaku umurnya lima puluh empat tahun ketika ia mati. I love my self go to hell sendiri kalau mau. Itulah yang ia ajarkan kepadaku.
Aku lupa pertama kali ia mengajarkan hal itu kepadaku, namun aku ingat itulah yang paling sering ia ajarkan kepadaku, I love my self go to hell sendiri kalau mau.
Aku lupa pertama kali menyangkal ajarannya tersebut. Namun aku ingat, setiap kali menyangkal, ia mengambil Alkitab. Alkitab pemberian dari gereja kami ketika ia mengawini mamaku. Ia lalu membuka Alkitab itu lalu menyuruhku untuk membacanya pelan-pelan dan hati-hati.
“hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Matius 19:19
Ia lalu membuka bagian Alkitab yang lain lalu menyuruhku untuk membacanya.
Jawab Yesus kepadanya : “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”. Matius 22:37
“Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”. Matius 22:38
“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Matius 22:39
“Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”. Matius 22:40
Bekali-kali aku berkata kepadanya, “Papa aku sudah hafal semua ayat itu”. Ia akan memandangku dan berkata, “Kamu hafal namun papa enggak hafal, jadi tolong bacakanlah untuk papa”. Setelah aku membacanya, dia selalu berkata,
“Yang harus kamu lakukan adalah mengasihi dirimu sendiri. Semakin kamu mengasihi diri sendiri, semakin kamu akan mengasihi orang lain. Jangan pernah berpikir untuk mengasihi orang lain, namun pikirkanlah cara-cara baru untuk mengasihi diri sendiri. I love my self, go to hell sendiri kalau mau. Itulah yang Yesus Kristus ajarkan kepada kita”. Setelah mengatakan semua itu ia akan meninggalkanku. Bila aku protes, ia akan mengangkat telunjuk tangan kanannya dan menunjukku, itu berarti aku harus diam. Aku harus diam karena ia tahu yang ingin ia katakan, aku harus diam karena itulah tanda aku harus diam.
Papaku Pasti Masuk Neraka
Papaku, ia pasti masuk neraka. Umurnya lima puluh empat tahun saat aku berumur tujuh belas tahun. Aku punya kelainan jantung. Sudah berkali-kali aku lolos dari maut namun saat itu dokter berkata, bila tidak mendapatkan jantung baru, aku pasti binasa.
Ketika kondisiku semakin menurun dan dokter mulai menyerah. Papaku, setelah memberikan sejumlah surat kepada dokter, ia lalu mengiris urat nadi di tangannya. Sekian saat sebelum darahnya habis tercurah ke dalam baskom, ia menemui dokter super spesialis jantung yang merawatku. Ia mati di hadapannya setelah mengucapkan sejumlah kalimat. Dia mati! Dia mati bunuh diri. Aku hanya mendengar ceritanya dari dokter super spesialis jantung yang merawatku.
Papaku pasti masuk neraka karena ia membunuh dirinya sendiri agar jantungnya bisa berguna untuk mengganti jantungku yang tidak berfungsi. Aku hidup namun ia mati. Jantungnya ada di dalam tubuhku dan berdenyut tanpa henti untuk menunjang hidupku. Papaku pasti masuk neraka karena ia membunuh diri sendiri.
“Bila Yesus Kristus boleh mengorbankan hidup-Nya untuk manusia yang dikasihi-Nya, kenapa aku tidak boleh mengorbankan hidupku untuk anakku? Namun, Anakku, setiap kali engkau menyangka aku sudah mati, ketahuilah, aku berdenyut di dalam rongga dadamu”.
Aku menerima surat itu ketika berumur tiga puluh tahun. Aku menerima tujuh surat dengan kalimat yang sama, semua surat titipan itu kepada teman-teman papaku untuk mereka berikan kepadaku. Ketika aku merayakan ulang tahunku yang ketiga puluh dengan pesan aku harus membukanya di hadapan teman-temannya yang menyampaikan surat itu.
Ketika membaca surat terakhir aku mengucapkan terima kasih kepada teman-teman papaku yang telah menggenapi amanatnya. Dan berkata, “I love my self, go to hell sendiri kalau kamu mau”! Mereka memandangku lalu serentak berkata, “Anjring”! Lalu kami tertawa terbahak-bahak, ha ha ha ha ha …. Salah satu teman papaku tertawa bwa ha ha ha ha …
Artikel ini pernah terbit di : Bengcu Menggugat
Papaku Pasti Masuk Neraka
UTHKG; Desain website oleh Cahaya Hanjuang