Mengenang 26 Juli 1947, Ketika Sukabumi Jatuh ke Tangan Belanda
Hari ini, tujuh puluh tiga tahun lalu, Sukabumi jatuh ke tangan Belanda. Sejak 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947 Kerajaan Belanda melakukaan operasi militer yang mereka sebut Operatie Product (Operasi Produk) yang berarti aksi militer untuk merebut sumber-sumber (produk) ekonomi. Sementara itu, Dalam buku-buku sejarah di Indonesia, operasi itu lebih dikenal dengan istilah Agresi Militer Belanda I
Salah satu wilayah yang masuk kategori itu adalah Sukabumi. Di sana pekebunan teh, kopi, dan karet terbesar di Asia Tenggara pada masa itu, yakni Perkebunan Tjipetir. Selain itu, otensi ekonomi ini tentu sangat menggirukan Belanda.
Belanda Menyerang Sukabumi
Pada tanggal 21 Juli 1927 lewat tengah malam, Belanda mengerahkan sekitar seribu prajuritnya yang berasal dari Divisi 7 Desember dan Divisi B menuju Sukabumi. Mereka bergerak dari arah Bogor menuju Cigombong, Cicurug, dan Cibadak. Setelah mengusai tiga daerah tersebut, mereka melanjutkan perjalanan ke Sukabumi.

Jenderal A.H. Nasution dalam buku Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid V menulis bahwa pasukan Belanda menerobos Sukabumi secara cepat dan tiba-tiba.
“Mereka yang berkendaraan carries dan bersenjatakan meriam anti tank, menerobos secara cepat dan tiba-tiba, melanda segala rintangan yang telah para prajurit TNI pasang di jalan raya,” tulisnya.
TNI Menghindar Ke Luar Kota
Bataliyon (Yon) IV dari Resimen Tanggerang pimpinan Kapten Kemal Idris yang singgah di Sukabumi dalam perjalanan mereka ke Cikampek untuk mengepung Jakarta menemukan fakta bahwa pasukan TNI yang ditugaskan bersiaga di Sukabumi, malah menghindar ke luar kota.
Sementara itu, salah satu komandan kompi Yon IV, Letnan Satu Marzoeki Soelaiman, mengungkap, suasana terasa tegang saat ia dan pasukannya menapakkan kaki di Sukabumi. Selain itu, nyaris tak nampak anggota TNI atau laskar kecuali beberapa seksi yang terlihat bingung sebab tak ada komando.
Sumber : Panembahan Senopati, Grup WhatsApp Sejarah Dan Pengetahuan
Sejarah Agresi Militer Belanda
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang