Anies-JK Kritik Mobil Listrik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat ‘serangan’ atas proyek yang tengah berjalan dan berkembang, termasuk soal pemberian subsidi mobil listrik.
Setelah mendapatkan kritikan dari Calon Presiden (Capres) RI ke-2024 Anies Baswedan, mantan Presiden RI Jusuf Kalla pun ikut mengkritik kebijakan tersebut.
Dalam wawancara terbaru, JK menyadari penggunaan mobil dan motor listrik di Indonesia itu penting untuk mencapai target net zero emision atau emisi hingga tahun 2060. Namun, pengembangan mobil listrik harus seimbang dengan pengembangan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT).
“Sekarang bersamaan tapi jalannya lambat. Karena kalau memberikan insentif ke mobil listrik, maka harus diberikan ke pembangunan listrik, kalau tidak maka tidak ada efeknya, hanya pindah saja,” ungkap JK dalam Nation Hub, CNBC Indonesia, Sabtu (20/5/2023).
Selain itu, ia juga menilai pemberian subsidi juga harus ada perhitungan secara matang. Jangan sampai pajak masyarakat nantinya justru jatuh kepada orang-orang yang mampu.
“Masih banyak dana yang dibutuhkan untuk contohnya pemerintah sendiri mengakui bahwa ada puluhan kilometer jalan di negeri ini rusak, artinya anggaran infrastruktur semuanya harus dievaluasi ulang,” terang JK.
Kritikan Pedas Anies
Beberapa waktu lalu, Anies melontarkan kritik mengenai subsidi mobil listrik dalam pidatonya di acara Pengukuhan Amanat Nasional. Awalnya, Anies mengatakan bahwa Indonesia memiliki begitu banyak peluang, khususnya dalam lingkungan hidup.
“Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup, polusi udara bukanlah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya yang mereka tidak membutuhkan subsidi, betul?” tegas Anies dalam pidatonya kala itu.
Anies menghitung, bahwa subsidi kepada mobil listrik dalam pemakaian mobil pribadi emisi karbon per kapita per kilometer katanya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak.
“Perbandingan emisi per kilometer per kapita untuk mobil listrik dengan bus berbasis BBM. Kenapa itu bisa terjadi, karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit,” ungkap Anies.
Anies menambahkan pengalamannya menjadi Gubernur DKI Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik tidak menggantikan mobil yang ada di garasinya, maka akan menambah mobil di jalanan.
“Sehingga menambah kemacetan di jalan. Jadi yang didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa kita mengarahkan agar sumber daya milik negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak bukan semata-mata untuk mendapatkan perhatian dalam percakapan apalagi percakapan media sosial,” tukas dia.
Menteri Jokowi ‘Lawan’ Balik
Mendengar pernyataan Anies, pemerintah membela diri dengan kebijakan subsidi kendaraan listrik. Pertama datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurut dia, di semua negara manapun ada jatah subsidi untuk penjualan mobil listrik.
“Ya kalau subsidi mobil listrik hampir semua negara memberikan. Seluruh dunia melakukan hal yang sama,” ungkap Airlangga di Taman Literasi Blok M, Selasa (9/5/2023).
Setelah Airlangga, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ikut ‘menyemprot’ Anies.
“Kita EV (electrical vehicle) ini pada dasarnya tentu untuk mengurangi emisi, sebagai komunitas global kita berusaha utk zero emisi pada 2050. Ini bagian yang tidak terlepaskan dari upaya kita,” kata Agus menjawab pertanyaan CNBC Indonesia di kantor Kemenperin, Selasa (9/5/23).
Lebih lanjut, Ia menilai pemerintah harus melihat berbagai aspek yang timbul dari kebijakan subsidi ini, termasuk menciptakan banyak lapangan kerja.
“Yang jelas kita gak boleh lupa bahwa pengembangan industri EV di Indonesia juga akan menciptakan tenaga kerja yang cukup tinggi di Indonesia, dan bisa memanfaatkan program hilirisasi nikel yang sekarang digalakkan pemerintah,” tegas Agus.
Karena itu, semua pihak harus melihat sebuah kebijakan dari berbagai sisi. Agus menegaskan bahwa pemerintah tengah gencar membentuk ekosistem EV ini dengan melibatkan berbagai pihak.
“Jadi pengembangan EV jangan dilihat dari satu faktor aja, tapi faktor secara utuh harus dilihat karena ekosistem kita terbentuk, manfaat dan tujuan EV ngga bisa diliat dari satu kacamata aja,” tegasnya.
Selain Agus dan Airlangga, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan hal yang sama.
Luhut mengatakan, subsidi mobil listrik sudah melalui studi komprehensif. Selain itu, dunia pun kini tengah menggencarkan penggunaan kendaraan listrik, bukan cuma Indonesia. Bahkan Luhut menantang balik Anies.
“Sebenarnya gini ya mengenai mobil listrik ini sudah ada studi yang komprehensif, jadi saya kira seluruh dunia bukan hanya kita, jadi saya kira kita jangan melawan arus dunia juga. Jadi kalau siapa yang berkomentar saya tidak tahu mengenai itu, nanti suruh dia datang ke saya, nanti biar saya jelasin ke dia bahwa itu ndak benar,” tegas Luhut saat usai acara Seminar Hilirisasi dan Transisi Energi Dalam Rangka Mencapai Indonesia Emas 2045 di Jakarta.
Terbaru, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pemberian subsidi untuk pembelian unit mobil listrik sangat penting di Indonesia. Hal ini untuk meningkatkan demand dari pasar kendaraan listrik itu sendiri.
Staf Khusus Menteri ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah mengungkapkan, subsidi untuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) yang pemerintah berikan merupakan salah satu upaya dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia.
Dia menyebut, emisi karbon (CO2) dari sektor kendaraan menyumbang hingga 23% dari total CO2 yang ada. Dengan begitu, pemerintah harus melakukan perbaikan untuk mengurangi emisi karbon dari sektor kendaraan.
Kalau kondisi ini terus-menerus berlanjut, maka menurutnya dalam 10 tahun ke depan, perkiraan suhu akan naik sampai 4 derajat Celsius.
“Tentu semua negara berupaya mencegah ini. Negara kita salah satu di antaranya yang bersungguh-sungguh melakukan perbaikan. Salah satunya yaitu bantuan pemerintah. Itu yang kita sebut sebagai salah satu dari kesungguhan kita,” ungkap Agus.
*Sumber :cnbcindonesia.com
Anies-JK Kritik Mobil Listrik
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang