Bahasa Nusantara Sebagai Akar Banyak Bahasa Di Dunia
Mosok sih?
Kata mbak AI, sebutan saya untuk kawan akrab berbentuk artificial Intelligence (AI);
“Otodidak” merujuk pada seseorang yang memperoleh pengetahuan atau keterampilan secara mandiri, tanpa bimbingan formal dari lembaga pendidikan atau instruktur. Istilah ini memiliki akar kata yang menarik, yang terdiri dari dua bagian utama : “oto” dan “didak”.
“Oto” berasal dari Bahasa Yunani “autos,” yang berarti “pribadi sendiri”. Sementara itu, “didak” berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang mengandung makna “belajar” atau “mendapatkan pengetahuan”. Jadi, secara gamblang/langsung/letterlijk/harfiah, “otodidak” dapat berarti sebagai “belajar sendiri”.
Bisa jadi ada benarnya. Saya teringat pengajaran dan penjelasan Abah Uci (Lucky ~LQ~ Hendrawan) seorang tokoh Ajar Pikukuh Sunda tentang etimologi dan epistemologi kata “Praktek” sebagai sebuah analogi, yang meski mungkin tidak apple to apple. Beliau menjelaskan bahwa kata “Praktek”, yang selama ini orang banyak mengetahui sebagai kata yang berasal dari Bahasa Inggris, “Practice”, bisa kita telusuri asal muasalnya berasal dari generasi Bahasa Kawi berlanjut ke Bahasa Sangsakerta, hingga menjadi Bahasa Sunda, “Praktika”.
Abah Uci lebih lanjut menjelaskan bahwa kata “Prak” dalam Bahasa Sunda memiliki arti laku atau tindakan, atau pada pengertian kerja sebagai proses pekerjaan, pengerjaan. Sebuah frasa dalam Bahasa Sunda sendiri ada penggunaan kata “Prak” untuk bisa membuktikan hal tersebut, yaitu ungkapan “Pok pek prak”. “Pok” artinya mengacu kepada gagasan atau ide yang muncul di otak pada proses bercipta atau berpikir. “Pek”, lebih kepada ketersediaan berbagai bahan atau materi fisik atau non-fisik. Terakhir “Prak” berarti pelaksanaan kerja mewujudkan cipta atau gagasan atau ide tadi.
Sedangkan kata “Tika” tersirat arti tentang waktu, masa, saat.
Hal ini kita bisa melihat dengan membandingkan pada kata “Ketika” yang jelas merujuk tentang suatu waktu. Sehingga kata “Praktika” bisa kita artikan sebagai semua hal yang pasti bisa kita kerjakan pada dimensi ruang dan waktu.
Ikut mendukung sejumlah argumen di atas, Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, pernah mengemukakan sebuah argumen yang telah tertulis dalam banyak artikel di banyak media berita. Beliau menjelaskan bahwa Bahasa Rusia, yang dalam bentuknya saat ini terlihat nampak berbeda sama sekali, tapi banyak kosa kata Bahasa Rusia berasal dari Bahasa Sangsakakerta (sanskerta/sanskrit). Selanjutnya beliau menyebutkan sejumlah contoh kata dalam Bahasa Rusia yang ada kemiripan dengan Bahasa Indonesia. Contoh kata tersebut silahkan googling cari sendiri dari sumber artikel terkait.

Ini memang mungkin baru berupa hipotesis atau pendapat atau kesimpulan kecil saja, andai masih banyak pihak belum bisa menerimanya. Tapi bolehlah Bangsa Indonesia, yang masih ber-Bahasa Indonesia, pewaris kepingan budaya agung Nusantara, dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mewarisi banyak kosa kata Bahasa Sangsakaterta, berbangga olehnya.
Bahasa Nusantara Sebagai Akar Banyak Bahasa Di Dunia
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang