Budaya Beserta Jejak Sejarah Bahasa Ngapak Hingga Berkembang

Jejak Bahasa Ngapak

Kemunculan Budaya Bahasa Ngapak tak lepas dari keberadaan Kerajaan Galuh Purba yang menjadi cikal bakal kerajaan lain di Jawa. Dulunya, kerajaan ini memiliki wilayah yang cukup luas. Meliputi Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Bumiayu, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Kedu, Kebumen, hingga Purwodadi. Walaupun pada akhirnya terpecah menjadi Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah dan Galuh di Jawa Barat, namun hubungan keduanya terjalin baik dengan adanya perkawinan antar kerajaan. Dari keturunan Kerajaan Galuh Purba inilah muncul dialek Bahasa Jawa Kulon yang meliputi Sub Dialek Banten Lor, Sub Dialek Cirebon, Sub Dialek Banyumasan, dan Sub Dialek Bumiayu.

Penggunaan Budaya Bahasa Jawa Ngapak sebenarnya juga tak lepas dari pengaruh politik Kerajaan Mataram pada saat itu. Pada waktu kekuasaan Mataram, kerajaan saat itu menerapkan pendisiplinan salah satunya soal tutur kata. Maka dari itulah muncul tingkatan bahasa seperti “kromo alus”, “kromo lugu”, dan “ngoko”. Sementara itu wilayah Ngapak jauh dari pusat pemerintahan Kerajaan Mataram. Maka dari itu wilayah tersebut tidak begitu terpengaruh aturan tingkatan bahasa.

Baca juga : https://memengapak.wordpress.com/

Ciri Khas Budaya Bahasa Ngapak

menara pandang salah satu sudut ikon kota Purwokerto

Walau termasuk dalam rumpun Bahasa Jawa, namun terdapat beberapa perbedaan cara pengucapan. Terutama yang berakhiran ‘k’. Salah satu keunikan bahasa ini adalah terdengar dan terkesan lucu. Contohnya adalah Parto dan Cici Tegal. Mereka sering menggunakan Bahasa Ngapak dalam lawakannya. Kata-kata pada Bahasa Ngapak pun terkesan unik, misalnya kepriwe (bagaimana), inyong (saya), kencot (lapar).

Pengaruh Budaya Bahasa Ngapak

Bahasa dan dialek Budaya Bahasa Ngapak merupakan simbol budaya yang paling representatif untuk mengidentifikasi kebanyumasan. Penggunaan bahasa dan dialek (logat) Ngapak merepresentasikan resistensi budaya lokal terhadap penetrasi budaya dari luar karesidenan Banyumas. Bahasa Ngapak menjadi identitas, sekaligus fitur budaya untuk melakukan perlawanan kultural masyarakat karesidenan Banyumas. 

Perkembangan Kontemporer dan Pemertahanan Bahasa Ngapak

Bahasa Ngapak merupakan warisan budaya yang berharga, namun menghadapi tantangan dalam era kontemporer. Di tengah perubahan sosial, teknologi, dan globalisasi, upaya pemertahanan Bahasa Ngapak menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan kelestariannya.

  1. Dalam era kontemporer, penggunaan Bahasa Ngapak mengalami perubahan yang signifikan. Pengaruh dari Bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa global dapat mempengaruhi penggunaan dan pemahaman Bahasa Ngapak.
  2. Pendidikan memiliki peran penting dalam pemertahanan Bahasa Ngapak. Upaya untuk mengajarkan bahasa ini kepada generasi muda dan menyediakan kurikulum yang memadai adalah langkah krusial dalam melestarikan Bahasa Ngapak.
  3. Komunitas bahasa dapat menjadi sarana penting untuk mempertahankan dan mempromosikan Bahasa Ngapak. Melalui kelompok-kelompok komunitas, baik di tingkat lokal maupun daring, para penutur Bahasa Ngapak dapat saling berinteraksi, berbagi pengetahuan, dan memperkuat identitas budaya mereka. 
  4. Teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam mempromosikan dan melestarikan Bahasa Ngapak.
  5. Kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap Bahasa Ngapak adalah faktor kunci dalam pemertahanannya. 

baca juga : https://uthkg.com/akademisi/strategi-marketing-mixue-di-indonesia/

About the author : Ahmad Hidayat
Yang haus akan ilmu sehingga menjadi seseorang pembelajar sepanjang hayat