Heboh Infeksi Jamur di AS, Menyebar Luas dan Memicu Resiko Kematian hingga 60 Persen
American College of Physicians (ACAP) mengeluarkan peringatan perihal munculnya jamur mematikan yang kebal antibiotik.
Bahkan ACAP mengkategorikan penyebaran infeksi ini sebagai hal yang sangat memprihatinkan. Jamur mematikan tersebut bernama Candida auris.
Kasus Candida auris atau yang lebih dikenal dengan C auris mengalami peningkatan pesat di Amerika Serikat selama beberapa bulan terakhir hingga memicu kekhawatiran adanya penyakit mematikan lain.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) bahkan sudah menyebut kejadian ini sebagai ancaman mendesak pada tahun 2019. Statistik menunjukkan ada peningkatan kasus selama 4 tahun terakhir.
Dari penelitian terbaru oleh CDC, jumlah kasus meningkat tiga kali lipat di seluruh Amerika Serikat antara tahun 2020 dan 2021. Bahkan penemuan strain yang kebal antibiotik menjadi lebih banyak.
Infeksi Jamur Beresiko Meningkatkan Kematian Hingga 60%
Informasi dari Mirror, orang yang terinfeksi jamur C auris perkiraan memiliki resiko untuk meninggal dunia sebanyak 60 persen. Seseorang yang sudah terinfeksi jamur ini dapat menularkannya pada orang lain melalui kontak langsung.
Untuk mencegah penyebaran, warga harus mencuci tangan hingga bersih secara rutin.
Menurut CDC, infeksi jamur menyebabkan 7000 kematian di Amerika Serikat pada 2021 dan menyebabkan 1,5 juta kematian di seluruh dunia. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang terjadi menjadi momen yang baik untuk jamur hidup.
Peneliti menemukan bahwa infeksi meningkat dari 1.310 pada 2020 menjadi 4.041 pada tahun 2021. Sementara kasus klinis C auris meningkat menjadi 2.377.
Obat anti-jamur echinocandin merupakan terapi lini pertama untuk mengobati infeksi jamur C auris. Obat itu terlaporkan penggunaannya di Amerika pertama kali 2016, namun mendapat perhatian CDC karena resistensi jamur pada obat.
Gejala yang timbul oleh infeksi jamur mematikan tersebut adalah demam dan menggigil yang tak kunjung sembuh.
Menurut laporan, New York City dan Chicago terkena dampak terburuk dari dari kasus C auris, namun masalah infeksi jamur ini sudah melanda separuh AS. Sebagian besar penyebaran kasus ini terjadi di rumah sakit perawatan jangka panjang dan panti jompo.
Mengenal Candida auris, ‘Kuman super’ Yang Sedang Heboh Melanda AS
Jamur Candida auris (C. auris) yang kebal obat-obatan baru ditemukan sekitar 15 tahun yang lalu. Tapi sudah menjadi salah satu mikroba yang paling menakutkan di rumah sakit.
Kalau ia masuk ke dalam tubuh, jamur alias fungus sejenis ragi ini dapat mempengaruhi aliran darah, sistem syaraf, dan berbagai organ dalam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan tingkat mortalitasnya berkisar dari 30 hingga 53% pasien yang terdampak oleh infeksi yang invasif ini.
Hal yang lebih mengkhawatirkan ialah spesies fungus ini telah terbukti kebal terhadap jenis obat antijamur yang paling umum.
Beberapa galur resisten terhadap semua obat yang kita punya, kata koresponden kesehatan BBC James Gallagher.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), telah terjadi wabah di lebih dari 30 negara.
Penelitian pada tahun 2020 terhadap laporan kasus dari negara-negara tersebut menemukan hampir 4.750 kasus secara global antara tahun 2009 dan 2019.
Dalam pernyataan yang rilis pada tanggal 20 Maret, CDC mengatakan data baru menemukan bahwa fungus ini telah “menyebar dengan kecepatan yang mengkhawatirkan di fasilitas-fasilitas kesehatan AS” pada 2020 dan 2021.
Kasus-kasus klinis di negara itu meningkat tiga kali lipat. Dari 476 pada 2019 menjadi 1.471 pada 2021.
Juga, studi tahun 2019 oleh satu tim peneliti internasional menunjukkan. Bahwa peningkatan temperatur terkait dengan perubahan iklim bisa jadi memainkan peran dalam kenaikan jumlah infeksi Candida auris.
Heboh Infeksi Jamur di AS, Berikut ini semua hal yang perlu Anda ketahui tentang kuman super yang mematikan ini.
Apa itu Candida auris?
Candida auris (C. auris) adalah ragi. Keluarga fungus yang beranggotakan spesies yang sangat membantu manusia dalam berbagai aktivitas seperti pembuatan roti dan bir. Tapi juga mempunyai spesies yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Salah satu contoh yang paling umum adalah Candida albicans, yang menyebabkan seriawan. Tetapi juga dapat memicu infeksi yang lebih parah.
C. auris pertama kali terdeteksi di lubang telinga seorang pasien di Rumah Sakit Geriatri Metropolitan Tokyo pada 2009. Yang selanjutnya menginspirasi namanya yaitu auris adalah bahasa Latin untuk telinga.
Biasanya, ragi Candida hidup di kulit kita tanpa membuat masalah. Tetapi mereka dapat menyebabkan infeksi jika kita sakit atau mereka masuk ke tempat yang salah. Seperti aliran darah atau paru-paru.
Penyakit apa yang timbul karena jamur ini?
C. auris paling sering menyebabkan infeksi di aliran darah. Tapi ia juga dapat berdampak ke sistem pernapasan, sistem syaraf pusat, dan organ dalam, serta kulit. Infeksi ini biasanya cukup serius.
Jamur ini juga kerap resisten terhadap obat-obat yang biasa kita gunakan, yang membuat infeksi sulit untuk terobati.
“Masalah terbesar dengan jamur ini adalah resistensinya pada obat-obatan yang kita punya.” kata Dr. Tina Joshi, profesor madya di jurusan Biologi Molekular Universitas Plymouth, Inggris.
“Tetapi masalah lainnya ialah mengidentifikasi infeksi C. auris cukup sulit . Dan bisa dengan mudah menyangkanya sebagai jenis fungi lain, mengakibatkan salah perawatan.”
Ini berarti pasien bisa sakit lebih lama, atau kondisinya memburuk sebelum mendapat akses ke perawatan yang tepat.
Heboh Infeksi Jamur di AS, Bagaimana penyebarannya?
Cara penularan utama adalah melalui permukaan yang terkontaminasi di rumah sakit. C. auris dapat menempel di selang infus dan alat pengukur tekanan darah.
Ia sangat sulit untuk pembersihan, menurut Dr Neil Stone, ahli jamur terkemuka di Rumah Sakit untuk Penyakit Tropis, Universitas College London.
Seringkali, solusinya ialah menutup seluruh bangsal.
“Ini adalah jamur yang paling mengkhawatirkan dan berbahaya bila terabaikan,” kata Dr Stone.
“Ia bisa membuat seluruh sistem perawatan kesehatan ditutup”.
Dalam sebuah pernyataan pada tanggal 20 Maret, CDC mengatakan data baru menunjukkan bahwa jamur ini telah “menyebar dengan laju yang mengkhawatirkan” di AS.
Haruskah kita khawatir terkena infeksi?
Tidak mungkin Anda mengalami infeksi C. auris dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, resikonya lebih tinggi jika Anda perawatan di rumah sakit untuk waktu yang lama atau jika Anda berada di panti jompo. Dan pasien yang berada dalam perawatan intensif jauh lebih mungkin terkena infeksi C. auris, menurut CDC.
Resiko terkena infeksi juga lebih tinggi kalau Anda sering menggunakan antibiotik, karena obat-obatan tersebut juga menghancurkan bakteri baik yang dapat mencegah C. Auris masuk ke dalam tubuh Anda.
Mengapa C. auris resisten terhadap obat biasa?
Kekebalan terhadap obat antifungal yang umum, seperti flukonazol, telah teramati pada sebagian besar galur C. auris.
Ini berarti obat-obatan ini tidak manjur untuk C. auris. Karena itu, obat antifungal yang kurang umum telah ada penggunaan untuk mengobati infeksi. Tetapi C. auris sekarang sudah mengembangkan resistensi terhadap obat-obatan ini juga.
Bukti DNA menunjukkan bahwa gen resistensi antifungal pada C. auris sangat mirip dengan penemuan pada C. Albicans. Ini spesies yang sangat umum.
Ini menunjukkan bahwa gen8 resistensi mungkin telah berpindah dari satu spesies ke spesies lainnya.
Bagaimana perubahan iklim dapat menyebabkan tingginya jumlah infeksi?
Sebuah studi yang terbit pada 2019 melalui jurnal mBio dari American Society for Microbiology. Menunjukkan bahwa alasan infeksi C. auris menjadi begitu umum mungkin karena spesies ini terpaksa hidup pada suhu yang lebih tinggi akibat perubahan iklim.
Sebagian besar spesies jamur lebih menyukai suhu lebih dingin di tanah. Namun, karena suhu global telah meningkat, C. auris terpaksa beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
Ini barangkali telah membuat jamur itu lebih mudah untuk berkembang biak di tubuh manusia. Yang lebih hangat dengan suhu 36C hingga 37C.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengontrol jumlah infeksi?
Pemahaman yang lebih baik tentang orang yang paling beresiko tertular infeksi C. auris adalah langkah pertama menuju pengurangan jumlah infeksi.
“Kita ketinggalan dalam hal-hal yang menyangkut studi jamur,” kata Dr Joshi.
“Saya sama sekali tidak terkejut kita sekarang harus mengejar ketinggalan itu.”
Tenaga kesehatan perlu tahu bahwa orang-orang yang menghabiskan waktu lama di rumah sakit atau panti jompo. Atau mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah berisiko lebih tinggi.
Tidak semua rumah sakit mengidentifikasi C. auris dengan cara yang sama. Mereka kadang-kadang tersalahartikan sebagai infeksi jamur lainnya. Misalnya seriawan, akibatnya pasien mendapatkan pengobatan yang salah.
Memperbaiki diagnosis akan membantu mengidentifikasi pasien dengan C. auris lebih awal. Yang berarti bisa memberikan perawatan yang tepat. Dan mencegah penyebaran infeksi ke pasien lain.
Tetapi di atas segalanya, perlu meningkatkan upaya pencegahan infeksi, kata Dr Joshi.
“Langkah utamanya adalah pencegahan dan pengendalian infeksi, karena kami telah melihat betapa sulitnya mengatasi bila ia sudah menginfeksi pasien.”
“Rumah sakit harus gencar melakukan disinfeksi dan pembersihan.”
Apakah ini satu-satunya jamur yang ‘jahat’?
Tidak juga. Dalam daftar “patogen prioritas” jamur pertamanya, yang terbit Oktober lalu, WHO menyebut setidaknya 19 jamur yang menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat.
C. auris adalah salah satu dari empat jamur yang muncul dalam kelompok “prioritas kritis”. WHO menjelaskan sebagai “secara intrinsik resisten terhadap sebagian besar obat antifungal yang tersedia”.
sumber : bbc.com
Heboh Infeksi Jamur di AS
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang