JENDERAL SOEDIRMAN : Sebagai Simbol Harapan Rakyat Indonesia

Kisah perang Gerilya Jendral Soedirman bersama sebagian kecil Pasukan TNI,dan Dokter pribadinya, merupakan kisah yg sangat heroik dan penuh dengan pengorbanan,dimana sebelum berangkat bergerilya, Jendral Soedirman meminta istrinya Siti Alfiah untuk menjual perhiasan yg dimilikinya,guna biaya perjuangan selama perang Gerilya.

“Jangan tanya bawa jaket apa tidak. Pakaian itu yang melekat di badan,” ucap mantan Pengawal Jenderal Soedirman, Mayor (Purn) Abu Arifin, di Purbalingga, Jumat, 14 September 2019. Berbeda hari, pasukan terkepung berhari-hari di sebuah hutan rotan. Mereka dikepung pasukan Belanda hingga lima hari berturut-turut, tanpa makanan.

Dengan keberanian luar biasa demi sang Jenderal , salah satu komandan Kompi I, Kapten Suparjo Rustam, menyusup keluar menjual baju batik yang lusuh. Ia berhasil menghindari sergapan pasukan Belanda yang berderet-deret.

Jenderal Soedirman Satu-satunya Harapan Rakyat Indonesia

Berkali-kali, pasukan kecil ini diserbu, diburu, disergap dan bertempur dengan gagah berani. Banyak anggota pasukan yang gugur. Belanda begitu bernafsu menghabisi Soedirman. Karena, ialah satu-satunya harapan rakyat Indonesia saat itu. Soekarno, Hatta dan petinggi negeri lainnya telah tertangkap.

JENDERAL SOEDIRMAN

“Terutama untuk Jenderal. Karena beliau sedang sakit. Kami harus melindungi dengan segenap jiwa dan raga,” ucapnya. Toh, Jenderal Soedirman selalu lolos. Ada rahasia kenapa Soedirman selalu lolos dari intaian Belanda. Ia begitu dicintai oleh rakyat dan pasukannya.

“Ia adalah simbol dan harapan rakyat Indonesia,” ujarnya, Abu Arifin beragama Nasrani dan menjadi pendeta. Tetapi, ia mengakui, Jenderal Soedirman adalah sosok yang begitu mengagumkan. Ia begitu taat beragama.

Di tengah hutan, kerap kali mereka sulit menemukan mata air. Padahal, untuk bersalat, Jenderal butuh berwudlu. Maka, dalam berbagai kesempatan, sang Jenderal berwudlu dengan embun yang menempel di dedaunan. Tiap waktu salat tiba, Soedirman selalu bersalat. Kesaksian Abu Arifin, tak sekali pun Jenderal meninggalkan salat lima waktu.

“Ini adalah mukjizat. Jenderal Soedirman dan pasukan berhasil bertahan dalam perang gerilya yang begitu panjang,” dia mengungkapkan. Banyak yang menganggap Jenderal Soedirman sakti lantaran selalu lolos dari sergapan Belanda. Tetapi, bagi Arifin, Tuhan lah yang melindungi sang Jenderal.

Sosok Bapak Yang Baik Untuk Anak-anaknya

Ia seseorang yang berani, pantang menyerah, sekaligus tegas. Tetapi di sisi lain, ia adalah sosok bapak yang baik untuk anak-anaknya, pasukan pengawal dan TNI secara keseluruhan. Karenanya, para pengawal sangat menjaga keselamatan Jenderal Soedirman. Pun dengan rakyat yang menyandarkan harapannya kepada Panglima TNI pertama ini.

Tujuh bulan perang gerilya, Jenderal Soedirman pulang ke Yogyakarta pada Juli 1949. Dan ia, wafat sebagai kusuma bangsa pada Januari 1950, tak lama seusai Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia.

JENDERAL SOEDIRMAN

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Ryan Winters
Tell us something about yourself.