Kesepian Menjadi Wabah Mematikan

Rasa kesepian memiliki risiko kesehatan yang sangat tinggi.

Saat ini Amerika Serikat tengah menghadapi epidemi kesepian ini. Meluas menjadi wabah yang mengancam dan dianggap sangat mematikan. Juga merugikan industri kesehatan miliaran dolar setiap tahunnya.

Demikian pernyataan dokter ahli bedah Amerika Serikat, Vivek Murthy, Selasa (2/5) lalu dalam deklarasi epidemi kesehatan masyarakat terbaru.

Ahli Bedah AS, Vivek Murthy

Kesepian Menjadi Epidemi Serius

Hampir 50 persen dari total penduduk di AS yang berjumlah 332 juta jiwa merasa sangat kesepian. Pemerintah dan rakyat AS diminta agar menganggap epidemi kesepian ini sama seriusnya dengan persoalan obesitas atau kasus penyalahgunaan narkoba.

Kesepian juga terlaporkan meningkatkan risiko kematian dini hampir 30 persen. Karena terikuti dengan masalah kesehatan seperti diabetes, stroke, serangan jantung, insomnia, depresi, kecemasan, dan demensia. Penyakit-penyakit ini kian berisiko bagi orang yang memiliki hubungan sosial yang buruk.

Lebih dari separuh orang dewasa Amerika Serikat mengaku pernah mengalami masalah kesepian, ungkap Dr. Vivek Murthy dalam sebuah laporan dari kantornya.

“Kita sekarang tahu bahwa kesepian adalah perasaan umum yang banyak orang alami. Seperti rasa lapar atau haus. Ini adalah perasaan yang tubuh kirimkan ketika sesuatu yang kita butuhkan untuk bertahan hidup hilang,” kata Murthy kepada Associated Press dalam sebuah wawancara.

“Jutaan orang di Amerika sedang berjuang dalam bayang-bayang, dan itu tidak benar. Itulah mengapa saya mengeluarkan rekomendasi ini untuk membuka tabir tentang kesulitan yang teralami banyak orang” katanya lagi.

Deklarasi ini termaksudkan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kesepian. Tetapi tidak akan membuka pembiayaan federal atau program yang terdedikasikan untuk memerangi masalah tersebut.

Kesepian Menjadi Wabah Mematikan

Pandemi Covid-19 Memperparah Wabah Kesepian

Penelitian menunjukkan bahwa warga Amerika Serikat kini sangat kurang terlibat dengan rumah ibadah, organisasi masyarakat, dan bahkan anggota keluarganya sendiri. Dalam beberapa dekade terakhir secara bertahap melaporkan peningkatan perasaan kesepian.

Jumlah rumah tangga tunggal juga telah meningkat dua kali lipat dalam 60 tahun terakhir.

Namun, krisis bertambah lebih buruk ketika COVID-19 menyebar, memaksa sekolah dan tempat kerja untuk menutup pintu dan mengirimkan jutaan orang Amerika untuk menjalani isolasi di rumah jauh dari keluarga atau teman.

Orang-orang membatasi lingkaran pertemanan mereka selama pandemi virus corona dan mengurangi waktu yang terhabiskan bersama teman-teman tersebut, temuan laporan dari dokter ahli bedah umum.

Amerika menghabiskan sekitar 20 menit per hari secara langsung dengan teman-teman pada 2020, menurun dari 60 menit per hari hampir dua dekade sebelumnya.

Epidemi atau wabah kesepian ini sangat berdampak pada kaum muda, usia 15 hingga 24 tahun. Kelompok usia ini melaporkan penurunan 70% dalam waktu yang terhabiskan bersama teman-teman selama periode yang sama.

Kesepian meningkatkan risiko kematian dini hingga hampir 30%, dengan laporan yang mengungkapkan bahwa orang-orang dengan hubungan sosial yang buruk juga memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dan penyakit jantung.

Isolasi juga meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami depresi, kecemasan, dan demensia.

Kesepian Menjadi Wabah Mematikan

Sosial Media Semakin Meningkatkan Resiko Kesepian

Dokter ahli bedah umum meminta tempat kerja, sekolah, perusahaan teknologi, organisasi komunitas, orang tua, dan orang lain untuk membuat perubahan yang akan meningkatkan keterhubungan negara.

Dia menyarankan orang untuk bergabung dengan kelompok-kelompok komunitas dan menyimpan ponsel mereka saat bertemu dengan teman-temannya. Pengusaha memikirkan kebijakan kerja jarak jauh mereka dengan cermat. Dan sistem kesehatan menyediakan pelatihan bagi dokter untuk mengenali risiko kesehatan kesepian.

Teknologi secara cepat telah memperburuk masalah kesepian. Dengan satu studi yang terkutip dalam laporan tersebut menemukan. Bahwa orang yang menggunakan media sosial selama dua jam atau lebih per hari, dua kali lipat lebih mungkin untuk melaporkan merasa terisolasi secara sosial. Daripada mereka yang menggunakan aplikasi semacam itu selama kurang dari 30 menit sehari.

Murthy mengatakan media sosial secara khusus mendorong peningkatan kesepian. Laporan tersebut menyarankan perusahaan teknologi meluncurkan perlindungan khusus untuk anak-anak seputar perilaku media sosial mereka.

Kesepian Menjadi Wabah Mematikan

“Tidak ada pengganti untuk interaksi tatap muka,” kata Murthy.

“Ketika kita beralih untuk menggunakan teknologi lebih banyak untuk komunikasi kita, kita kehilangan banyak interaksi tatap muka. Bagaimana kita merancang teknologi yang memperkuat hubungan kita daripada melemahkannya?” Sambungnya.

Sumber: VOA

Kesepian Menjadi Wabah Mematikan

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything