Komunikasi Antarbudaya Pekerja Migran Indonesia (PMI) Di Hong Kong
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
PEKERJA MIGRAN INDONESIA (PMI) DI HONG KONG
Karya Tulis Ilmiah
Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S1
Program Studi Ilmu Komunikasi
DI SUSUN OLEH :
NENI SURYANI
041466064
Email : [email protected]
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA INDONESIA
UPBJJ LLN HONG KONG
2023.1
Abstrak
Hong Kong merupakan negara yang terdiri dari banyak etnis yang hidup berdampingan secara harmonis yaitu dari etnis China dan sisanya etnis pendatang yang menetap ataupun sementara tinggal di Hong Kong. Etnis tersebut yaitu Indonesia, Filipina, India, Pakistan, Nepal dan lain sebagainya.
Peneliti menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan pendekatan deskriptif, data yang di peroleh dari penelitian ini melalui observasi dan analisis. Hasil penelitian ini memahami dan mengetahui perilaku PMI Hong Kong yang beradaptasi dengan komunikasi antarbudaya.
Dalam sehari – sehari setiap individu akan berkomunikasi dengan tujuan memberikan informasi, mencari informasi, maupun hiburan mengisi waktu luang dan lain sebagainya. Keterkaitan dengan komunikasi antarbudaya, saat berkomunikasi sering menemukan hambatan karena perbedaan bahasa, kultur, sosiologi, ideologi, keyakinan, watak, perilaku dan latar belakang budaya.
Kata kunci : Komunikasi Antarbudaya
Pendahuluan
Karya ilmiah ini membahas dan menguraikan tentang komunikasi antarbudaya Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong. Di awali dari pengalaman pribadi peneliti yaitu sebagai PMI yang bekerja di Hong Kong sejak tahun 2014. Menjadi seorang PMI bukanlah cita-cita, namun situasi dan kondisi yang mendorong untuk merantou mengadu nasib ke luar negeri karena faktor ekonomi.
Tujuan untuk memperbaiki perekonomian keluarga, membahagiakan keluarga dan mewujudkan cita-cita. Peneliti akan menerangkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi antarbudaya PMI Hong Kong. Pentingnya memahami komunikasi dalam pergaulan masyarakat Hong Kong dan kaum urban khususnya PMI.
Rumusan masalah ini berkaitan dengan adaptasi para PMI dengan masyarakat Hong Kong yang berbeda latar belakang kultur budaya agar tidak terjadi konflik dalam berkomunikasi. Harapannya agar komunikasi berjalan lancar, supaya mempererat hubungan antar individu dalam konteks budaya yang berbeda.
Walaupun beraneka ragam budaya dan etnis tetapi saling menghormati dan menghargai agar terciptanya keharmonisan dan perdamaian.
Semoga bermanfaat.
Pembahasan
Proses Terjadinya Komunikasi Antarbudaya
Dalam buku Desideria bahwa sosial budaya di pengaruhi oleh 3 elemen yaitu Nilai budaya (Cultural Value), Pandangan dunia (Word View) dan Organisasi sosial ( Social organizations). Lingkungan dan kebudayaan serta pandangan dunia sangat berperan penting dalam pembentukan tindakan komunikasi individu (Mulyana 2004).
Prinsip dasar komunikasi yaitu
- 1.Komunikasi hanya bisa terjadi apabila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak- pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing similar experiences).
- 2.Jika daerah tumpang tindih (the field experience) maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena (efektif).
- 3.Tetapi kalou daerah tumpang tindih makin menjauh maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinan gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif.
Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan di pahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain sebagainya.
Tema pokok yang sangat membedakan studi komunikasi antarbudaya dari studi komunikasi lainnya ialah derajat perbedaaan latar belakang pengalaman yang relatif besar antara para komunikator yang di sebabkan oleh perbedaan kebudayaan.
Sebagai asumsi dasar adalah diantara individu-individu dengan kebudayaan yang sama umumnya terdapat kesamaan (homogenitas) yang lebih besar dalam hal latar belakang pengalaman secara keseluruhan di bandingkan dengan mereka yang berasal dari kebudayaan berlainan.
Perbedaan-perbedaan kebudayaan antara para pelaku komunikasi ini serta perbedaan-perbedaan lainnya, seperti kepribadian individu, umur, penampilan fisik, menjadi permasalahan yang inheren dalam komunikasi manusia.
Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi antarbudaya merupakan perluasan dari bidang-bidang studi komunikasi manusia, seperti Komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi, komunikasi antarbudaya bisa terdapat dalam semuanya.
Persoalan yang dihadapi dalam komunikasi antarbudaya semakin kompleks dan luas, tidak hanya menyangkut nilai budaya saja, tetapi juga aspek-aspek social. Ekonomi, politik, teknologi dan berbagai aspek lainnya.
Berdasarkan data dari Pemerintahan Hong Kong pada tahun 2020, Pekerja Migran atau disebut Foreign Domestik Helper (FDH) yang ada di Hong Kong berjumlah 373.884 orang dengan rincian Filipina 207.402 orang, Indonesia 157.802 orang dan lainnya 8.680 orang berasal dari India, Bangladesh, Pakistan, Afrika, Nepal dan lain sebagainya.
Hong Kong bukanlah negara melainkan wilayah bagian dari Republik rakyat Tiongkok (China). Secara resmi wilayah ini disebut daerah Special Administrative Region (SAR), yang di pimpin oleh kepala eksekutif.
Agama yang di anutnya yaitu budha, taoisme dan kunfusianisme. Bahasa yang di gunakan yaitu bahasa kantonis, mandarin dan bahasa Inggris. Hong Kong menjadi salah satu tempat tujuan PMI setelah negara Taiwan dan Singapura.
Pengiriman tenaga kerja wanita ke Hongkong mengalami peningkatan, Hong Kong merupakan area strategis untuk mengembangkan bisnis, untuk berwisata dan berbelanja bagi turis.
Culture Shock/Kejutan Budaya Yang Di Alami PMI Di Hong Kong
Peneliti sendiri telah bekerja selama 9 tahun di Hong Kong, merasakan bahwa Hong Kong merupakan rumah ke dua setelah tanah air Indonesia di karenakan memiliki kecocokan dalam bekerja dan memperoleh hak-hak sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tercantum dalam ordinasi ketenagakerjaan Hong Kong.
Cara kita mempresepsi tergantung pada pengalaman hidup, nilai- nilai budaya dan norma- norma yang ada.
Menurut Gudykunts dan Kim menyatakan bahwa komunikasi antar satu area dengan yang lainnya atau satu kelompok dengan kelompok lainnya dapat berjalan dengan lancar maka memerlukan kemampuan untuk mengembangkan pandangan budaya yang ke-3 (Thrid culture perspektif).
Kesalahan dalam mempersepsi akan berupa stereotype dan prejudis yang berlangsung secara continue dan sering kita jumpai dalam komunikasi sehari- hari terutama kepada orang yang baru.
Budaya Akar Dari Segala Aspek Kehidupan
Kebudayaan di wariskan dari generasi ke generasi, tujuannya supaya manusia bisa bertahan hidup di muka bumi dan mengembangkan kehidupannya. Budaya merupakan akar dari segala aspek dalam hidup kita tentang norma-norma, cara hidup, ideologi, kepercayaan dan lain sebagainya.
Kejutan budaya (culture shock) merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang di alami manusia secara tiba-tiba berpindah atau di pindahkan keluar negeri.
Hal pertama yang di alami ketika PMI baru datang ke Hong Kong pasti kaget karena mengacu pada psikologis yang di alami seseorang karena berada di dalam kultur yang sangat berbeda dengan kulturnya sendiri di Indonesia. Keadaan ini sangat tidak menyenangkan dan menimbulkan frustasi. Sebagian dari kejutan ini timbul karena perasaan terasing, menonjol dan berbeda dari yang lain.
Penelitipun merasakannya ketika pertama kali datang ke Hong Kong bertemu dengan teman kerja serumah orang Filipina dan Afrika, disini sangat jelas kami berbeda agama, bahasa dan kebudayaan.
Namun, kami saling menghormati dan menghargai satu sama lain karena kami punya masing-masing hak dan kewajiban sebagai pekerja yang mencari nafkah untuk keluarga. Kita bekerjasama untuk kelangsungan hidup sampai finis kontrak.
Memperoleh pengetahuan bahasa dan mulai mengurus dirinya sendiri, ia mulai membuka jalan ke dalam linkungan budaya yang baru. Tahap ini pendatang bersikap positif terhadap penduduk pribumi dengan menyesuaikan diri lambat laun akan mengerti dan pintar dengan sendirinya.
Pendatang sekarang menerima adat istiadat negeri itu sebagai suatu cara hidup yang lain, individu tersebut bergaul dalam lingkungan baru tanpa rasa cemas karena sudah terbiasa meskipun kadang-kadang merasakan ketegangan sosial.
Setiap hari minggu di Hong Kong libur tidak bekerja jadi bisa bertemu dengan teman-teman lainnya, bisa berlibur beristirahat dan banyak kegiatan positif untuk PMI di taman Victoria di Cousewaybay, Hong Kong.
Hambatan Komunikasi Antarbudaya PMI Di Hong Kong
Ketika masih menjadi orang baru harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar karena masih ada potongan agen selama enam bulan, jadi jangan sampai kita dapat masalah. Harus mematuhi peraturan majikan dan pemerintah.
Ketika melakukan komunikasi pasti akan mengalami hambatan atau kendala bahasa yang di sebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang budaya di daerah lain.
Kebiasaan yang sering terjadi yaitu pelaku komunikasi selalu menganggap bahwa budaya sendirilah yang paling benar, pada dasarnya komunikasi antarbudaya merupakan pemersatu antara sesama individu sehingga terciptalah komunikasi. Dalam beradaptasi hal yang penting di butuhkan adalah ruang yang memiliki makna dan konseptual.
Jenis-Jenis Percakapan
Menurut Edward Hall dalam buku Littlejohn (2005) bahwa terdapat tiga bentuk ruang yaitu fix-feature space yaitu dengan pembatasan dinding dan ruangan, semifixed-feature adalah objek yang dapat di pindahkan termasuk furnitur dan informal space adalah jenis percakapan antara lain pecakapan publik, percakapan bisnis dan informal, percakapan santai dan lain sebagainya.
Mengenali beberapa penghambat yang lazim dapat membantu kita menghindarinya atau setidak-tidaknya menanggulangi akibatnya yaitu :
- Mengabaikan perbedaan antara individu dan kelompok kultural yang berbeda
- Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda
- Mengabaikan perbedaan dalam makna (arti)
- Melanggar adat kebiasaan kultural
- Menilai perbedaan secara negative
- Kesadaran dan ketidaksadaran
Seperti di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan bahasa dengan dialek yang berbeda-beda. Di Hong Kong juga menggunakan beragam bahasa antara lain bahasa Kantonis Hongkong, bahasa mandarin, bahasa inggris dan bahasa tailok China.
Pengalaman peneliti pertama kali menginjakan kaki di Hong Kong pada tahun 2014 merasakan lidah seperti kaku dan aneh dengan pengucapan bahasa mereka seperti logat, gaya bicara, gesture, kecepatan bicara, kelancaran bahasa saat berkomunikasi berinteraksi dengan masyarakat Hong Kong dan rekan kerja dari berbagai daerah seperti Fhilipina, Afrika, Bangladesh, India, Nepal dan lain sebagainya.
Jika perbedaan bahasa, karakter, kebudayaan, demografi tidak bisa di terima oleh kedua belah pihak baik komunikator maupun komunikan maka akan rentan dengan konflik yang akan memecah belah.
Belajar bahasa adalah belajar berbicara, semakin banyak kesempatan berbicara maka akan semakin lancar berbahasa dengan pasih dan semakin percaya diri. Seiringnya berjalan waktu yang di rasakan peneliti yang dulunya tidak bisa berbahasa karena sering belajar ,mendengarkan, memahami dan mempraktikkannya.
Pertama kalinya datang ke Hong Kong hanya menggunakan komunikasi nonverbal yaitu bahasa isyarat apabila paham menganggukan kepala dan apabila tidak paham menggelengkan kepala. Bahasa inggris hanya mengetahui kata “ Yes and No “ saja, tetapi karena teman kerja serumah orang Filipina dan Afrika menggunakan bahasa ingris jadi setiap hari mendengarkan, memahami dan mempraktekannya.
Pendidikan Sejak Dini
Lambat laun jadi bisa dan mengerti dengan yang mereka ucapkan hingga pintar dengan sendirinya. Masyarakat HongKong sudah terbiasa mendidik anak dari kecil mengucapkan tiga kata yaitu yang disebut “Three magic word yaitu Sorry, Please and Thank you.
Kata yang biasa, namun jika di ucapkan akan besar pengaruhnya. Mengucapkan “Maaf” ketika melakukan kesalahan sekecil apa pun, Mengatakan “Tolong” ketika memerlukan bantuan sekecil apa pun dan jangan pernah lupa mengucapkan” Terima kasih” ketika di beri sesuatu atau di bantu.
Mereka benar-benar di ajarkan sopan santun dalam percakapan sehari-hari. Hal ini di tularkan kepada para pekerja migran yang bekerja di Hong Kong. Selain belajar budaya dan adat istiadat, ini juga melatih kerendahan hati untuk saling menghormati dan menghargai antara majikan dan pekerjanya.
Penilaian Kebudayaan Individu
Menurut Profesor Hall (Wilbur Scrahman) bahwa kebudayaan individu lain jangan di nilai dari kebudayaan kita bahwa kita hidup di tengah-tengah lingkungan kompleks yaitu komunikasi antarbudaya yang intinya menyamakan persepsi antara kedua kebudayaan agar lebih mudah diterima dengan menghargai, menghormati dan bertoleransi pada kebudayaan orang lain agar terciptanya hubungan komunikasi yang harmonis.
Sebagai PMI di Hong Kong kita harus mematuhi peraturan-peraturan yang ada di negara tersebut. Kita harus mengerti, memahami dan mengadopsi kebudayaan masyarakat Hong Kong.
Dengan berkembangnya jaman dan teknologi sekarang banyak PMI Hong Kong yang melanjutkan pendidikan kuliah di Universitas Terbuka Hong Kong.
Dengan komunikasi kita dapat mengenal satu sama lain, memiliki banyak pengalaman, kita dapat saling bertukar pikiran, kita dapat menyalurkan ide atau pendapat dan membuat rancangan masa depan yang jauh lebih baik dan lain sebagainya.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif bahwa saat berkomunikasi tidak hanya fokus pada berbicara saja melainkan mendengarkan, memperhatikan dan memahami.
Harus menempatkan kapan kita berbicara, mendengarkan secara efektif sebagai kaum urban atau pendatang harus menjadi pendengar dan memahami untuk berbaur dengan budaya asing.
Hambatan-Hambatan Dalam Proses Komunikasi Antarbudaya
Di dalam komunikasi yang terjadi baik antar individu maupun antar masyarakat (kelompok) pasti selalu ada hambatan yang terjadi. Kendala komunikasi yang di sebabkan selain masalah berbicara dan berbahasa. Beberapa hal spesifik yang perlu di pahami yaitu :
- Komunikasi nonverbal dapat dilakukan tanpa komunikasi verbal. Sebaliknya, komunikasi verbal selalu mengikut sertakan komunikasi nonverbal di dalamnya contohnya, tinggi rendahnya nada suara pada waktu berbicara, gerakan tubuh dan sebagainya.
- Komunikasi nonverbal merupakan aspek-aspek komunikasi yang bersifat non linguistik, yang kuat kandungan arti emosionalnya. Pesan-pesan nonverbal memberi tanda, tentang bagaimana pesan-pesan verbal yang di sampaikan harus di terjemahkan dan memahami.
Komunikasi Antarbudaya Yang Efektif
Pesan-pesan nonverbal selain dapat memberi kejelasan dari proses komunikasi yang sedang berlangsung bisa menimbulkan salah pengertian.
Kesempurnaan di dalam proses saling berbagi makna merupakan tujuan akhir dari sebuah kegiatan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif memiliki tanda-tanda yaitu :
- Pengertian: Komunikator menjadi efektif jika penerima memiliki pemahaman yang akurat tentang pesan yang di kemukakan oleh komunikator. Kegagalan utama dalam komunikasi adalah ketidak mampuan untuk mencapai keakuratan atas isi pesan. Sebagai contohnya yaitu banyak PMI kurang beruntung yang di pulangkan ke Indonesia karena kasus tidak paham bahasa dan tidak bisa bekerja. Komunikasi antara pekerja dan majikan sangat penting jadi mereka paham dengan yang di perintahkan dan di kerjakan.
- Kesenangan: Komunikasi itu dilakukan agar orang lain merasakan rasa kesenangan. Komunikasi ini lazim di sebut komunikasi fatis (fhatic communication), di maksudkan untuk menimbulkan kesenangan atau memelihara kontak antarmanunusia. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan. Sejauh mana kita merasakan kesenangan dari kegiatan komunikasi ini sangat tergantung pada perasaan kita tentang lawan bicara kita. Contohnya di Hong Kong kita harus mengucapkan selamat pagi kepada majikan ketika mereka bangun pagi dengan kata “ cousan “ sebagai arti menghormati dan menghargai mereka, sebagai adab kesopanan kita. Mengucapkannya dengan senyum, mereka menyukai bahwa kita ramah.
- Mempengaruhi sikap: Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain, bahkan mempengaruhi sikap orang lain merupakan bagian yang paling mendasar dari aktivitas kehidupan kita sehari-hari.
- Hubungan sosial yang baik: Komunikasi di tunjukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikandan di kendalikan, dan kita ingin mencitai dan di cintai. Kebutuhan sosial ini hanya di dapat dengan komunikasi yang efektif. Contohnya kita di anggap seperti keluarga majikan yang tidak di anggap seperti pekerja lagi, karena diantara kita memiliki kedekatan dan keakraban sehingga terjalin hubungan yang baik dan harmonis.
- Tindakan: Tidak mudah untuk membuat orang mau mengambil tindakan sesuai dengan isi pesan tersebut. Ini bukan hanya memerlukan tentang seluruh mekanisme Psikologis dan sosiologis yang terlibat dalam proses komunikasi, tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan adalah kualitatif yaitu untuk mengetahui tentang adaptasi para PMI dan komunikasi antarbudaya di Hong Kong. Peneliti menggunakan metode pendekatan deskriptif.
Penelian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih di tonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori di manfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta yang ada, untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian dengan maksud untuk memahami atau mengetahui tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian.
Untuk mengetahui perilaku PMI yang beradaptasi dengan komunikasi antarbudaya di Hong Kong dengan menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal. Peneliti mendapat kesimpulan bahwa data dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan yang ada di tempat tersebut.
Penutup
Kesimpulan: Adaptasi dalam komunikasi antarbudaya yang di lakukan oleh PMI yang menggunakan komunikas verbal dan nonverbal yang merupakan komponen dasar dari komunikasi dengan manusia.
Komunikasi nonverbal dapat berupa ekspresi muka (facial expression), gerak gerik (gestur), sikap (postures), cara berpakaian (artifak), ruang, jarak, kepercayaan, ideologi, sistem nilai maupun norma-norma yang di pakai dan di sepakati dalam sekelompok manusia.
Persepsi sangat penting dalam menyeleksi, mengevaluasi dan mengorganisasikan stimuli, dari luar yang di terima oleh individu.
Bagaimana individu akan memberikan persepsi terhadap segala hal yang ada di lingkungannya berdasarkan pada pengalaman yang di dapat sebelumnya terkait dengan apa yang di persepsi.
Contohnya orang yang tidak memiliki pengalaman sebelunya terhadap segala objek, maka hanya mampu continue dengan di ikuti bahasa tubuh yang berpungsi sebagai penegas komunikasi verbal.
Saran
Sebagai PMI maka kita wajib untuk menghargai dan menghormati segala bentuk perbedaan budaya, bahasa, perilaku, di mana kita berada.
Mematuhi peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku di Hong Kong maka akan terjalin komunikasi yang efektif dan tidak terjadi perpecahan yang menimbulkan kekacauan. Jadi selalu terjaga hubungan silaturahmi yang harmonis demi menjaga perdamaian.
Dampak dari kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi pasti akan mendapat kemudahan bagi PMI di Hong Kong yang tidak faham dengan kebudayaan dan bahasa. Khususnya kantonis, inggris, mandarin bisa belajar dari internet atau mengikuti kelas bahasa yang di sediakan pemerintahan Hong Kong.
Maka saran peneliti adalah gunakan waktu luang setiap hari minggu libur di isi dengan hal-hal yang positif mengikuti kelas bahasa, kelas komputer, kelas make up, kelas busana, kelas kuliner atau cooking class, dan lain sebagainya.
Sekarang banyak PMI cerdas, berprestasi dan multitalenta bisa membawa nama baik Indonesia di Hong Kong.
Bahkan ada di bidang pendidikan yaitu telah di buka program sekolah SMA terbuka dan kuliah di Universitas Terbuka Hong Kong untuk PMI yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Tersedia kelas komputer, kelas manajemen keuangan, kelas menjahit gratis untuk bekal nanti jika sudah pulang ke Indonesia kita memiliki skill yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Daftar Pustaka :
Desideria, dkk. 2017 Komunikasi Antarbudaya. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Suryandari, Nikmah. 2019. Komunikasi Lintas Budaya, Surabaya.
Bahri, Rinjani. 2017. Komunikasi Lintas Budaya, Unimalpress, Kampus bukit indah Lhokseumawe.
Hernawan, Wawan & Pienrasmi, Hanindyalaila. Sikap Sosial dan Komunikasi Antar Etnis.
Damarastuti, Rini. 2013. Komunikasi Antarbudaya, Buku Litera Yogyakarta.
Sari, Fransiska. 2021. Kisah Pekerja Migran Indonesia Menjejak di Tanah Harapan Hong Kong.
Jurnal :
https://eprints.umm.ac.id/75133/ Ananda, Hykal. 2021.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=673428
https://media.neliti.com/media/publications/76626-ID-komunikasi-antar-budaya-yang-efektif.pdf
https://suwardilubis.blogspot.com/2016/01/efektivitas-komunikasi-antarbudaya.html
https://opac.fst.uinjkt.ac.id/index.php?p=show_detail&id=5050&keywords=
Internet :
https://www.facebook.com/kjrihk/
https://beritaindonesia.hk/
https://www.facebook.com/JBMIBerjuang/
https://www.kompasiana.com/nenisuryani2229/6333008f4addee0a35769412/kebangkitan-penulis-pmi-hong-kong
https://sinar-migran.com/jaringan-buruh-migran-indonesia-jbmi-hong-kong-menggelar-aksi-merayakan hari-perempuan-internasional-dan-menyambut-bulan-ramadan/
Komunikasi Antarbudaya Pekerja
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang