Kursus Pelatihan Tersenyum Warga Jepang Usai Memakai Masker Selama Pandemi

Bagi kita, jika mendengar ada sebuah kursus pelatihan untuk bisa tersenyum mungkin akan heran dan merasa hal tersebut sangat konyol. Karena tersenyum sudah menjadi kebiasaan mudah dalam keseharian.

Namun ternyata kursus tersebut benar-benar ada dan sedang diikuti oleh ribuan warga Jepang. Bahkan mereka bersedia membayar mahal untuk bisa mengikuti kursus tersebut.

Kursus Pelatihan Tersenyum

Kita yang selalu mudah untuk tersenyum ternyata adalah anugerah besar dalam hidup ini. Karena orang Jepang sangat sulit untuk bisa tersenyum.

Setelah menggunakan masker selama 3 tahun karena pandemi Covid-19, banyak orang Jepang mendaftar kursus senyum untuk belajar tersenyum lagi. Pandemi COVID-19 membuat banyak warga Jepang lupa cara tersenyum.

Hal ini salah satunya karena kebiasaan menggunakan masker termasuk setelah pencabutan rekomendasi memakai masker di Jepang.

Ingin Bisa Tersenyum Secara Alami

Kursus Pelatihan Tersenyum

Ternyata untuk bisa tersenyum secara alami itu harganya mahal di Jepang. Mereka mengaku mengikuti kelas ini agar dapat kembali tersenyum secara alami. Memakai masker sejak pandemi membuat banyak orang Jepang tidak lagi bisa tersenyum secara alami.

Warga Jepang bahkan sampai rela mengeluarkan uang untuk membayar praktisi mengajari cara tersenyum tanpa terlihat canggung.

“Orang-orang belum mengangkat pipi mereka di bawah pemakaian masker atau berusaha untuk banyak tersenyum,” kata Keiko Kawano. Yang menjadi pengajar kursus tersenyum melalui perusahaannya Egaoiku yang penerjemahannya menjadi “Pendidikan Senyum” kepada New York Times, kutipan Rabu (7/6/2023).

Untuk mengikuti kursus tersenyum ini biayanya juga tidak murah. Setidaknya peserta harus membayar biaya sekitar USD 55 atau sekitar Rp 817 ribu untuk satu sesi. Nantinya peserta akan mendapat pelatihan dari seorang guru yang mengajari cara membangkitkan otot pipi dan menampilkan senyum yang memesona.

Kursus Pelatihan Tersenyum

Kawano memberikan ajaran “Teknik Tersenyum Gaya Hollywood”, yang mengajarkan cara mendapatkan “mata bulan sabit” dan “pipi bulat”. Juga, belajar membentuk tepi mulut untuk memperlihatkan delapan gigi atas.

“Peningkatan empat kali lipat dalam permintaan untuk pelajaran pasca-COVID,” tutur Kawano.

Pada bulan Mei lalu, kantor berita NHK (Nippon Housou Kyoukai) melakukan jajak pendapat yang mengatakan sekitar 55 persen orang Jepang masih memakai masker. Meski otoritas setempat telah mencabut rekomendasi menggunakan masker. Sementara sekitar 8 persen orang sudah tidak memakai masker lagi.

“Saya tidak banyak menggunakan otot wajah saya selama COVID,” Himawari Yoshida, seorang siswa Kawano yang berusia 20 tahun, menjelaskan kepada Reuters. Dia menambahkan mengikuti kursus atas rekomendasi sekolahnya untuk mempersiapkan diri ke pasar kerja.

Kursus Pelatihan Tersenyum

Para siswa seperti Yoshida mempelajari cara melatih otot wajah dengan cermin. Dan mengikuti kursus pelatihan senyum di Sekolah Seni Sokei di Tokyo, Jepang (30/5/2023).

Ada Ribuan Peserta Kursus Senyum

Pelatih senyum Keiko Kawano mengatakan bahwa dia telah mengajar kelas tersenyum kepada 4.000 orang peserta. Kelas tersenyum dimulai dari sesi peregangan, setelah itu pelatih meminta peserta untuk mengambil cermin kecil dan mengamati diri mereka sendiri.

Kursus Pelatihan Tersenyum

Menariknya, kelas tersenyum telah menjadi bagian budaya Jepang selama beberapa dekade. Hal ini karena orang-orang kesulitan untuk menyampaikan perasaan mereka melalui ekspresi wajah. 

*dari berbagai sumber media 

Kursus Pelatihan Tersenyum

uthkg.com Desain Website oleh Hanjuang.id

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything