Lokasi Paling Aman Dari Nuklir, Jika Terjadi Bencana Apokaliptik

Ilmuwan baru-baru ini mengungkap Australia dan Selandia Baru menjadi lokasi tempat paling aman dari serangan nuklir dan membantu membangun kembali peradaban manusia yang runtuh.

Studi yang terbit dalam jurnal Risk Analysis ini menemukan. Hanya ada beberapa negara kepulauan yang dapat terus menghasilkan cukup makanan untuk memberi makan penduduknya. Jika di dunia terjadi bencana apokaliptik. Yaitu kehancuran besar yang terjadi setelah perang nuklir, letusan gunung berapi mahadahsyat, atau hantaman asteroid.

Negara-negara ini tidak hanya mencakup Australia dan Selandia Baru, tetapi juga Islandia, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu.

Lokasi Paling Aman Dari Nuklir Dengan Peluang Terbaik Untuk Bertahan Hidup

Lokasi Paling Aman Dari Nuklir

Para peneliti menulis, kemungkinan akan ada tempat di mana orang akan selamat di sekitar planet ini bahkan dalam skenario yang paling parah. Mereka membandingkan 38 negara kepulauan dengan 13 faktor yang menurut mereka akan memprediksi negara mana yang memiliki peluang terbaik untuk bertahan hidup di dunia pasca-apokaliptik.

Para penulis penelitian menemukan bahwa Australia dan Selandia Baru berada di posisi paling atas. Karena keduanya merupakan produsen pertanian yang kuat dan jauh dari kemungkinan lokasi jatuhnya nuklir di belahan bumi utara. Namun secara keseluruhan, Australia yang berada di posisi teratas.

“Penyangga pasokan makanan Australia sangat besar, dengan potensi untuk memberi makan puluhan juta orang tambahan.” Demikian bunyi penelitian tersebut, mengutip dari laman NDTV, Senin (13/2).

Para peneliti mencatat, infrastruktur Australia yang relatif baik, surplus energi yang besar, keamanan kesehatan yang tinggi, dan anggaran pertahanan semuanya membantu mendorongnya ke posisi teratas.

Kemungkinan Australia Menjadi Target Serangan Nuklir

Kendati demikian, para peneliti mengatakan Australia memiliki satu faktor utama yang menjadi penghambat. Yaitu hubungan militernya yang relatif dekat dengan Inggris dan Amerika Serikat. Sehingga membuatnya lebih mungkin menjadi target dalam perang nuklir. Di bidang ini, Selandia Baru menunjukkan beberapa keuntungan karena statusnya yang sudah lama bebas nuklir, tulis para peneliti.

“Kami memiliki ekonomi ekspor makanan super efisien yang dapat memberi makan warga Selandia Baru berkali-kali lipat hanya dari ekspor.” Kata salah satu penulis studi tersebut, Profesor Nick Wilson dari Universitas Otago, Wellington.

Wilson juga menambahkan, bahkan dalam skenario terburuk. Pengurangan 61 persen panen selama musim dingin nuklir yang berkepanjangan (sesuatu yang para ilmuwan yakini akan terjadi setelah perang atom skala besar). Selandia Baru masih memiliki cukup makanan.

Negara-negara kepulauan lain akan mampu menghasilkan makanan yang cukup dalam krisis seperti itu. Namun kemungkinan runtuhnya industri dan kohesi sosial membuat ketahanan mereka meragukan, tulis para peneliti.

Penelitian ini juga meramalkan bahwa jika terjadi kiamat nuklir. China, Rusia, dan AS bakal mengalami penurunan produksi pangan sampai 97 persen di bawah model nuklir musim dingin. Dan akan terpaksa bergantung pada teknologi produksi pangan baru.

WHO Bersiap untuk Perang Nuklir, Minta Negara-Negara Sedia Pasokan Obat

Lokasi Paling Aman Dari Nuklir

Sementara para ilmuwan sibuk menyiapkan tempat pemulihan ekonomi dan ketersediaan bagan pangan bagi masyarakat dunia pasca perang nuklir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui daftar obat-obatan yang harus tersiapkan untuk kedaruratan radiologi dan nuklir. Bersama saran kebijakan untuk penanganan yang tepat.

Persediaan ini termasuk obat-obatan untuk mencegah atau mengurasi paparan radiasi. Atau untuk mengobati korban luka akibat paparan radiasi.

“Dalam kedaruratan radiasi, orang-orang bisa terpapar radiasi dengan dosis mulai dari biasa saja sampai mengancam nyawa. Pemerintah harus menyediakan pengobatan bagi mereka yang membutuhkan dengan cepat.” Jelas Penjabat Asisten Direktur Jenderal WHO, Dr Maria Neira, mengutip dari laman Arabian Business, Selasa, 31 Januari 2023.

“Penting pemerintah bersiap melindungi kesehatan populasi dan merespons kedaruratan dengan cepat. Ini termasuk siap dengan pasokan obat-obatan penyelamat yang mengurangi bahaya dan mengobati luka karena radiasi.”

“Daftar obat-obatan sangat penting yang diperbarui ini akan menjadi alat kesiapsiagaan. Dan kesiapan yang penting bagi mitra kami untuk mengidentifikasi, membeli, menyediakan. Dan memberikan tindakan pencegahan yang efektif secara tepat waktu. Kepada mereka yang berisiko atau terpapar dalam peristiwa ini.” Demikian penjelasan Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan.

Daftar persediaan yang masyarakat perlukan saat kedaruratan nuklir yaitu alat pelindung diri (APD), alat penanganan trauma, cairan, antibiotik, dan obat penghilang rasa sakit.

Dalam sebuah laporan penerbitan pada hari Jumat, WHO mengidentifikasi obat-obatan tertentu yang terkenal dan terlisensi hari ini. Untuk mencegah atau mengobati paparan radiasi yang berlebihan pada manusia.

Kedaruratan radiologis dan nuklir dapat mengakibatkan paparan dosis radiasi yang cukup tinggi. Yang dapat memicu konsekuensi kesehatan yang parah atau bahkan kematian.

sumber : merdeka.com

Lokasi Paling Aman Dari Nuklir

UT Hong Kong & Macau; Desain Website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything