Organoid Intelligence Berbasis Otak Manusia Lebih Canggih Dari Pada AI

Saat ini para ilmuwan sedang mengembangkan teknologi berbasis otak manusia yang mereka sebut dengan organoid intelligence (OI).

Melansir Scitech Daily, OI terklaim akan lebih canggih daripada artificial intelligence (AI).

Kemajuan terbaru dalam bidang biokomputasi OI ini sedang dalam pengembangan. Berbasis organoid otak yang diturunkan dari sel punca manusia. Sel punca adalah sel yang belum terdiferensiasi sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang biak. Dan berdiferensiasi menjadi sel-sel lain yang lebih spesifik pada tubuh manusia.

Sel punca sangat penting untuk perkembangan, pertumbuhan dan perbaikan sel atau jaringan pada tubuh. Memiliki potensi untuk mereplikasi aspek molekuler dan seluler. Yang penting dari pembelajaran dan memori dan kemungkinan aspek kognisi in vitro.

Teknologi OI dalam pengembangan menjadi sebuah kecerdasan buatan yang berbasis otak manusia. Sehingga hal ini akan menjadi sebuah pengembangan teknologi yang revolusioner, khususnya dalam pengembangan kecerdasan buatan.

Para ilmuwan menciptakan Istilah “kecerdasan organoid” (OI) untuk mengklaim perkembangan ini, mereka menyajikan program kolaboratif untuk mengimplementasikan visi bidang multidisiplin OI. Hal ini bertujuan untuk menetapkan OI sebagai bentuk komputasi biologis asli. Yang memanfaatkan organoid otak menggunakan kemajuan ilmiah dan bioteknologi. Dengan cara yang bertanggung jawab secara etis.

Teknologi OI dapat mengaktifkan model biokomputer baru melalui pelatihan stimulus-respons. Dan antarmuka organoid-komputer sedang dalam pengembangan.

Ilmuwan berencana mengenai antarmuka jaringan yang kompleks di mana organoid otak terhubung dengan sensor dunia nyata dan perangkat keluaran. Dan pada akhirnya bekerja sama dengan organ sensorik (misalnya organoid retina), yang terlatih menggunakan biofeedback, pergudangan data besar, dan pembelajaran mesin metode.

Banyaknya kemungkinan aplikasi dari penelitian ini mendesak pengembangan strategis OI sebagai disiplin ilmu. Para pengembang mengantisipasi sistem biokomputasi berbasis OI untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat. Pembelajaran berkelanjutan selama tugas, serta efisiensi energi dan data yang lebih besar.

Pada akhirnya baik teknologi kecerdasan biologis maupun teknologi mesin/AI oleh agen cerdas membangun representasi internal dunia untuk meningkatkan kinerja manusia dalam melakukan berbagai pekerjaan.

Dalam mengembangkan OI, para ilmuwan akan melakukan penelitian terhadap otak manusia di sebuah laboratorium. Dan mencoba membuat model serta mengembangkannya menjadi sebuah hardware biologis.

Merujuk laporan yang termuat dalam laman Frontiers dan mendasarkannya pada otak manusia. Kecerdasan buatan ini akan menawarkan sebuah kemajuan dalam bidang biokomputasi dengan kebutuhan energi yang lebih rendah.

“AI sudah tergolong canggih karena dapat menjawab pertanyaan dan menulis puisi, serta lirik lagu. Namun, OI akan jauh melampaui AI,” kata Thomas Hartung, ilmuwan dari Johns Hopkins, seperti kutipan Psypost.

Walau begitu, OI masih butuh waktu untuk pengembangan lebih jauh supaya kecerdasan buatan ini dapat bekerja mendekati kinerja otak manusia.

info : frontiersin.org

Organoid Intelligence Berbasis Otak Manusia

UT Hong Kong & Macau; Desain Website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything