Pebisnis Berharap Lotere
Seorang pebisnis paruh baya mengalami masalah keuangan dan usahanya terancam bangkrut. Selain itu, sejumlah bisnisnya telah mandek dan terlilit banyak hutang. Hampir putus asa, ia pun akhirnya berdoa memohon campur tangan Tuhan.
Ia merencanakan mendapat uang dari undian lotere yang ada pengundian setiap malam. “Ya Tuhan tolonglah aku, berikan aku kesempatan agar aku yang menang lotere kali ini”. Malam harinya, Ia melihat orang lain yang menang.
Si pebisnis kembali berdoa pada Tuhan, “Tuhan plisss tolonglah, aku perlu sekali menang lotere, aku sudah kehilangan sejumlah bisnis. Rumah dan mobilku terancam tersita habis”.
Meratapi Kemalangan Hidup Yang Tidak Pernah Menang Lotre
Malam demi malam yang menang adalah orang lain lagi. Sementara itu, setiap malam berlalu ia hanya meratapi kemalangan hidupnya yang tidak pernah menang lotere. Lalu di malam berikutnya, ia tidak menang lagi.
Si pebisnis hampir putus asa dan menangis di hadapan Tuhan. Di saat istrinya tidur pulas, di samping istrinya ia berdoa, “Oh Tuhan, apakah Engkau telah melupakan aku? Rumah dan mobilku sebentar lagi akan kena sita. Anak dan istriku akan mengalami kelaparan”.
“Tuhan, aku amat jarang sekali meminta padamu, aku mohon kali ini saja berikan keberuntungan kepadaku”. “Apakah Engkau sampai hati membiarkan anak dan istriku yang tak bersalah itu ikut menderita?”.
“Tuhan, tolonglah aku, agar kali ini aku menang lotere”. Isak tangisnya keras memecah di antara derasnya hujan, petir, dan kesunyian malam.
Tiba-tiba ada cahaya kilat petir menyambar genting rumahnya, sontak sang pebisnis kaget. Lalu ia mendengar suara yang sudah sangat lama ia kenal, suara lantang itu langsung menampar kesadarannya.
“Beli dulu loterenya, Goblok!”
“Mau nangis-nangis sampai air matamu habis, merengek-rengek sampai suaramu serak, sampai mati pun kamu kagak bakalan bisa menang lotere!”
“Yang sudah beli lotere saja belum tentu menang undian! Lebih lagi kamu cuma modal ngeluh doang. Mikiiir dong yah!” Sahut istrinya merasa kesal!.
Pebisnis Berharap Lotere
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang