Pejuang Devisa Dan Toga
Matahari kian meninggi di pagi hari yang cerah sudah terlewatkan dengan kesibukanku menyiapkan baju-baju keperluanku untuk berangkat merantau ke negeri beton. Ini adalah julukan untuk Hong Kong yang terdiri dari gedung-gedung menjulang tinggi yang mencakar langit.
Namanya juga negeri beton jadi kita harus punya mental sekuat baja beton jangan punya mental kerupuk yang cepat menyerah.
Pada 18 Desember 2014 adalah hari yang paling bersejarah ketika aku harus meninggalkan anak lelakiku yang masih balita. Ku titipkan kepada kedua orang tuaku di kampung. Sangat berat kakiku melangkah meninggal mereka. Aku yang lemah setelah kepergian suamiku yang baru meninggalkan aku untuk selamanya. Sekarang aku yang harus menafkahi anakku seorang diri. Aku harus kuat demi masa depan anakku. Aku tak punya kekuatan selain berlindung kepada Allah SWT. Ku niatkan dengan bismillah adalah powerku untuk melangkah mengadu nasib. Di pikiranku hanya ada kata uang yang banyak untuk bisa ngasih makan anak dan memberikan masa depan yang terbaik untuk anakku. Banyak pengalaman yang menguras air mata sejak aku tinggal di penampungan TKI. Karena ini pengalaman pertamaku jauh dari buah hatiku, tapi lama-lama jadi terbiasa menghadapi kenyataan tanpa mereka. Semoga nanti anakku sudah besar tahu perjuangan ibunya, “mamah berjuang pertaruhkan nyawa demi kamu, nak.” Anak adalah penyemangat hidupku.
Pada akhirnya aku bisa melewati hari-hari yang sangat menyakitkan. Air mata dan keringat yang akan menjadi saksi dari perjalananku. Welcome Hong kong, aku datang untuk meraih mimpiku. Pada saat itu aku hanya fokus sama kerjaanku, karena masih anak baru, masih potongan agensi selama enam bulan. Bukannya melupakan anakku, tapi aku ingat dengan pesan orang tuaku untuk jangan menangis harus kuat dan fokus kerja. Karena anak sudah di bawah asuhan oleh kedua orang tuaku yang menyayangi cucunya melebihi sayang kepada anaknya. Tetapi setiap ada waktu aku selalu komunikasi dengan anak dan orang tuaku untuk menanyakan kabar dan mengobati rasa rinduku bisa video call sama mereka.
Senyuman mereka adalah kebahagiaanku, sedihnya mereka adalah sedihku.
Tetapi sedihku, aku simpan sendiri. Aku hanya berbagi cerita kebahagiaanku, tidak mau mereka khawatir keadaanku. Seberat-berat pekerjaan akan ku jalani, yang penting majikan tidak main tangan dan gaji lancar tiap bulan. Ciri khas orang sini yaitu pelit dan cerewet tapi tidak semuanya. Menurutku sikap mereka tergantung sikap kita ke mereka. Semua yang kita tanam akan kita tuai, jika kita menanam kebaikan pasti akan dapat kebaikan begitu pun sebaliknya.
Semoga aku kuat sampai finish kontrak selama dua tahun bisa berkumpul dengan anakku kembali.
Aku yang tidak punya keberanian hanya dengan mengucapkan bismillah di setiap langkahku, alhamdulillah ketemu orang-orang baik di Hong kong. Majikanku sangat baik memperlakukanku seperti saudara yang tidak menganggap aku sebagai pembantunya. Karena di antara kita saling membutuhkan. Aku yang kerja butuh uang untuk menafkahi anakku dan mereka butuh orang untuk membantu pekerjaan rumah dan menjaga anaknya karena mereka sibuk kerja ke kantor. Aku pun menganggap anak yang aku jagai seperti anakku sendiri. Karena umurnya sama dengan anakku. Meraka sangat berterimakasih karena aku sudah menjaga anaknya dengan baik dan tumbuh besar. Di setiap libur sekolah dan libur di kantor majikanku sering mengajak liburan ke luar negeri. Seperti ke Singapura, China, Macao, Thailand, Jepang dan lain sebagainya. Sungguh pengalaman yang tidak ternilai harganya, dalam hati berucap semoga suatu hari nanti banyak uang bisa membawa anakku untuk berliburan ke luar negeri. “Mamah selalu merindukanmu, nak.”
Peluk dari jauh dengan doa dalam sujudku.
Setelah sekian lama aku tinggal di Hong kong yang jarang libur karena fokus kerja dan kerja. Paling keluar hanya untuk transfer uang gajiku buat uang makan anakku dan sisanya ditabung sama orang tuaku. Karena cita-citaku ingin membuat rumah yang bagus untuk mereka, punya sawah dan kebun untuk masa depan setelah pensiun tidak kerja di Hong kong lagi. Dan akhirnya bisa terwujud rumah baruku di samping rumah orang tua hasil dari gaji 3 tahun lamanya jadi istana yang indah. Sujud syukurku yang tak terhenti kepada Allah SWT yang berawal dengan bismillah dan berakhir alhamdulillah. Semua mimpiku jadi nyata. Ini suatu kebanggaan untuk diriku sendiri atas keberhasilanku. Motto hidupku “berangkat jadi migran pulang jadi juragan”. Semangat kerja, kencengin doa dan ibadah nya, insya allah terkabul Allah SWT.
Alhamdulilah, mendapatkan kesempatan untuk meneruskan cita-citaku dari kecil yang ingin sekolah hingga perguruan tinggi menjadi sarjana.
Pejuang Devisa Dan Toga
Kebetulan di sini ada kuliah online di Universitas Terbuka Hong Kong. Kata pepatah, “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina”.
Aku pun mendaftarkan diri yang sebelumnya aku harus mengejar paket C yang setara SMA dan bisa lulus. Alhamdulillah aku diterima di pendaftaran untuk melanjutkan kuliah. Rasanya senang dan bahagia sekali yang aku anggap tidak mungkin, menjadi mungkin atas ijin dan campur tangan Allah SWT. Yang penting niat, semangat karena “Hasil tidak akan mengkhianati usaha dan kerja keras”. Waktu berjalan begitu cepat sampai aku berada di puncak mendekati detik detik kelulusan dengan tersematkan gelar “Neni Suryani, S.ikom”. Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan UT. Hong kong.
Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan keajaiban dalam hidupku, anak dan orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung ku, teman-teman yang selalu ada dalam suka dan duka. Suatu kebanggaan untuk diriku sendiri karena “Pulang ke Indonesia sukses saja sudah biasa. Tapi pulang sukses dengan membawa gelar Sarjana itu luar biasa”. Semoga ilmunya bermanfaat dan bisa diamalkan kepada orang lain. Alasanku kuliah bukan hanya sekedar hanya untuk mendapatkan izasah dengan nilai tertinggi dan bisa kerja kantoran. Semuanya tergantung rejeki dan skill yang kita miliki, dengan kuliah tujuannya bisa merubah pola pikir kita jauh lebih maju dan pintar lagi.
Ketika sudah pulang Indonesia kita bisa berbagi pengalaman.
Kita bisa mengembangkan ilmu yang kita miliki tidak perlu jauh-jauh yang terutama ngajarin ke anak, keluarga. Dan setelah itu kepada orang lain atau masyarakat. Terutama jurusan yang aku ambil adalah Ilmu komunikasi yang tidak jauh dari kegiatan publik speaking dengan khalayak umum di kehidupan sehari-hari. Itu yang harus dikembangkan.
Tidak gampang kerja sambil kuliah, harus pintar mengatur waktu untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah dan kerjaan rumah. Pokoknya jangan buang-buang waktu selagi ada waktu luang gunakan untuk belajar. Sekarang mudah mengakses tidak usah pergi ke kampus tiap hari, hanya online dari HP atau laptop. Alhamdulillah respon majikan juga mendukung asal tidak menggangu pekerjaan saja. Waktunya kerja ya kerja, waktunya mengerjakan tugas ya kerjakan supaya dua-duanya berjalan seimbang. “Kerja oke, kuliah oke”. Yang menemani sampai sukses. Jangan sampai karena tugas kuliah, kerjaan sama majikan terbengkalai. Jadi harus konsisten. Pentingkan dulu yang harus dikerjakan dulu. Buatku kerjaan nomor satu, di waktu luang aku manfaatkan untuk hal-hal yang positif yaitu belajar, baca buku, telpon keluarga dan beribadah.
“Sibukan dirimu, langitkan doamu, sesuatu yang indah akan menghampirimu”.
“Kun paya Kun, terjadi maka terjadilah”. Sesuai kehendak Allah SWT. Rencana Tuhan lebih indah dari rencana manusia.
Sekarang tiap hari Minggu libur bisa ketemu teman-teman dan aktif di berbagai organisasi.
Ada PERMA (Persatuan Mahasiswa) bertugas sebagai bendahara. Aktif juga di Lembaga Perekonomian (LP) PCINU Hong Kong dan komunitas Rantau Majalengka.
Indahnya kebersamaan banyak hal yang tidak akan pernah terlupakan yang nanti akan terekam menjadi sebuah kenangan jadi jangan lewatkan masa masa indah ini. Karena waktu itu tidak dapat diputar kembali, lakukan hal-hal yang bermanfaat. Jika kita tidak bisa membahagiakan orang lain, setidaknya tidak menyakiti orang lain. Jaga ucapan dan tutur kata. Selalu tersenyum dan selalu menebarkan kebaikan ke semua orang. Jadilah orang yang berguna untuk orang lain.
Trauma masa lalu yang membuatku menjadi sosok perempuan yang pemalu, pendiam dan tidak suka berkumpul dengan orang banyak. Aku yang lebih sering menyendiri, suka tempat yang sepi sering pergi ke perpustakaan untuk membaca buku dan menulis di sana. Tiap hari Minggu libur aku selalu berkunjung ke perpustakaan terbesar di Hong kong yaitu tepatnya di Central Library, Cause Way Bay. Aku suka tempatnya karena sepi, bersih, free Wi-Fi dan bisa bermain komputer gratis. Kalau mengerjakan tugas juga lebih fokus tidak ada yang menggangu itu tempat ternyaman pilihanku. Pas untuk menenangkan pikiran dengan cara mendengarkan musik, membaca, menulis dan main komputer.
“Jika ingin dikenal berbicaralah,
Jika ingin ingin dikenang menulislah”
Semua pengalaman aku tuliskan dalam sebuah buku diary yang akhirnya dijadikan sebuah buku solo pertamaku yang berjudul “Journey in Hong kong”. Sebelumnya aku mengikuti kelas online di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI ) Hong Kong. Kami membuat esai karya Pekerja Migran Indonesia dan dibukukan yang berjudul “Cerita Tangguh dari Hong Kong”. Sejak mengikuti kelas pelatihan online, aku sering mencari informasi dari Instagram untuk mengikuti Nubar (Nulis Bareng). Sekarang sudah punya sejumlah buku antologi. Buku Nutrisi Hakiki Nurani, Mereka Yang Tak Kasat Mata, Cerita Di Balik Ramadhan, Aksara Merajut Makna, Dunia Anak, Sepenggal kata hati, Our Experience in Life dan masih banyak yang belum selesai cetak.
Jangan merasa puas dengan pencapaian yang sudah didapat. Terus lebih bersemangat lagi berkarya. Aku pun sering mengajak teman-teman untuk menulis. Kita belajar bareng menulis tentang pengalaman jadi sebuah buku “The Experience is a Good Teacher”. Banyak pengalaman-pengalaman yang berharga yang bisa memotivasi dan menginspirasi orang lain.
Jangan sampai setelah itu kita tidak pernah menulis lagi. Karena merasa sudah tahu, sudah bisa, sudah pengalaman. Jadi harus di gali lagi belajar dan terus belajar harus semangat. Selain bisa menulis kita juga harus bisa memasarkan buku tersebut. Jadi bisa punya pendapatan hasil pemikiran kita yang menguras pikiran, tenaga, air mata dan keringat berubah menjadi sebuah tulisan yang bagus. Dan bermanfaat bisa memotivasi, menginspirasi banyak orang. Banyak orang-orang yang sukses dan kaya karena bisa menjual karyanya seperti membuat Esai, Cerpen, Puisi, Bahkan novel bisa di-filmkan.
Selain itu kita harus bisa belajar Publik Speaking.
Pengalaman pertamaku yaitu mengikuti kelas dan dosen juga mengajarkan di mata kuliah Publik Speaking yang menuntut kita untuk bisa, dengan belajar dan banyak latihan. Awalnya merasa malu, takut dan nervous. Tetapi rasa itu akan hilang karena sudah terbiasa, beda lagi dengan yang sudah banyak jam terbangnya, sudah seperti makanan setiap hari. Pernah merasa juga apakah aku salah mengambil jurusan? Ilmu Komunikasi itu harus pintar berbicara, pintar publik speaking di hadapan banyak orang. Rasanya bertolak belakang dengan kepribadianku yang pemalu, pendiam dan banyak menyendiri. Aku mendapat dukungan dari teman-teman karena setiap nilai ujianku selalu mendapat nilai A. Kata temanku ada tantangan untuk menunjukkan kemampuanku. Dengan mengucap “Bismillah” aku niat karena Allah mulai belajar jadi host di acara “SI DARA” ( Siaran Udara) PERMA (Persatuan Mahasiswa) UT. Hong Kong.
Sejak itulah aku sering menjadi host dan pernah ada undangan juga sebagai narasumber dalam mengisi acara. Peluncuran buku esai “Cerita Tangguh Dari Hong Kong”, acara tentang pengalaman belajar Bahasa Inggris,dan banyak YouTuber Hong kong yang minta aku berbagi pengalaman ke mereka di acara podcastnya. Menurutku ini pengalam yang luar biasa karena pertama kalinya aku bisa ngobrol lancar sudah tidak panik lagi. Dulu aku sering mati gaya dan ngeblank kurang fokus yang bertanya apa dan jawabnya apa, jadi tidak nyambung. Dengan niat berani tampil saja sudah menang dari mengalahkan rasa takut yang ada dalam diri sendiri. So…. jadi niatkan bismilah berani mencoba cari pengalaman baru.
Syukur-syukur bisa menghasilkan cuan.
Selain itu aku pun suka mengikuti lomba yang diadakan di media sosial. Seperti lomba menulis, lomba membuat dan membaca puisi dan lomba bikin video kisah inspiratif. Walaupun sering kalah tapi tidak pernah putus asa, hanya dengan ikut partisipasi saja sudah suatu kebanggaan melawan rasa malu dan takut yang ada di dalam diri sendiri. Jadi menambah wawasan dan banyak relasi pertemanan di dalam dan di luar negeri. Suatu saat kalau sudah rejekinya pasti menang jadi jangan patah semangat , semoga berhasil.
Aku pernah menang juara lomba menulis puisi,lomba membuat video kreatif pendek dan lomba menulis cerpen. Itulah awal dari perjuangan ku di dunia menulis jadi tambah semangat dan rajin lagi.
Sekalinya menang dapat hadiah jadi ketagihan selalu ikut lomba terus, terutama kalau bulan Agustus banyak sekali kegiatan lomba di berbagai komunitas ,aku selalu hadir dan Alhamdulillah dapat hadiah dan dapat banyak teman baru, banyak rejeki pula yang mengajak untuk menjadi MC, di undang ke acara podcast itu juga bisa menghasilkan uang dapat bayaran tergantung mereka yang ngasih. Sangat bermanfaatkan kalau kita banyak keahlian bisa mendatangkan cuan, kita bukan terlahir dengan serba bisa semuanya bermulai dari belajar, berlatih,menjadi kebiasaan dan rejeki pun akan berpihak kepada kita yang mau berusaha. Beda dengan orang yang diam tidak mau ada perubahan ya akan jalan di tempat terus tidak ada perubahan.
Aku pun kalau libur sambil bikin konten buat Chanel YouTube.
lkut buat latihan berbicara kadang menginterview teman kuliahku, sering juga jalan-jalan ke musium yang ada di Hongkong. Selain aku buat video ke YouTube aku juga sering menulis artikel di Kompasiana untuk jejak digitalku. Pengalaman di Hong kong yang bermanfaat aku bagikan kepada teman-teman. Bisa untuk jadi bacaan dan membagikan karena kontennya bagus dan bermanfaat tentang sejarah, tips-tips yang baik dan rute liburan yang paling asyik dan tidak menguras kantong buat teman teman. Aku pun hobi fotografi, aku share di FB, Instagramku dan suka ikut lomba foto juga. Jadi apapun hobimu tekuni dan kembangkan.
Pesanku..!!! Ayo kita semangat belajar bareng saling tuntun, saling rangkul. Ayo bergandengan tangan dalam kebaikan menjadi orang yang berguna bagi orang lain dan memberikan energi positif bagi sesama. Salam sehat dan sukses selalu buat pejuang Devisa dan Toga..!!!
Pejuang Devisa Dan Toga
UT HKG & Macau; Desain Website oleh Cahaya Hanjuang
Koreksi dari saya :
1. Usahakan per kalimat tidak lebih dari 20 kata. Banyak celah untuk memberi titik, dan kalimat selanjurnya bisa jadi kalimat baru.
2. Pengunaan awalan “di” ada yang masih kurang tepat. Di menggunakan spasi untuk menunjukkan waktu dan tempat; di sini, di sana, di rumah, di sekolah, di kamar, di saat ini, di waktu itu, di jaman purba, dan seterusnya.
3. Akhiran “ku” tidak perlu menggunakan spasi. Contohnya : anakku, bapakku, ibuku, pacarku.
4. Lainnya tampak cukup bagus. Hasil edit ada sedikit sentuhan gaya editor dalam menulis, jadi ada sedikit perubahan tanpa mengurangi keaslian tulisan.
5. Kata yang berulang juga sebaiknya menggunakan tanda hubung. Contohnya laki-laki, gedung-gedung, jalan-jalan, dan seterusnya.
6. Perlu perhatian juga untuk pemenggalan kalimat, memberi tanda titik sebagai tanda kalimat selesai dan memulai kalimat baru.
Jika masih ada koreksi lainnya, akan kami lakukan kemudian.