Potensi Golput Pasca Tragedi Kanjuruhan di Kalangan Millenial Kota Malang

Kekecewaan suporter maupun masyarakat milenial Kota Malang, Jawa Timur, atas penanganan Tragedi Kanjuruhan berpotensi menurunkan partisipasi mereka dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Terlebih ancaman golput sempat mencuat beberapa waktu lalu di Kota Malang pasca Tragedi Kanjuruhan.

Potensi Golput Pasca Tragedi Kanjuruhan

Sampai saat ini masih banyak keluarga dan korban tragedi berdarah itu yang berusaha bangkit dari luka maupun trauma. Penyebab hal itu, sebagaimana laporan DPRD Kota Malang, bahwa Kemensos RI tengah kekurangan alokasi anggaran untuk penanganan korban Tragedi Kanjuruhan.

Kemudian tambah lagi proses hukum kasus itu juga belum bisa mengakomodir harapan Aremania maupun pemuda di Kota Malang.

Potensi Golput Pasca Tragedi Kanjuruhan
Foto oleh malangrayainfo

Tanggapan Ketua KPU Kota Malang

Menanggapi potensi golput anak-anak milenial itu, Ketua KPU Kota Malang, Aminah Asminingtyas, mengatakan bahwa pihaknya juga tengah menyiapkan strategi menangkal isu golput di Kota Malang tersebut.

Salah satunya dengan menggencarkan pendekatan dan sosialisasi untuk meningkatkan literasi Pemilu 2024 kepada pemuda dan anak milenial di Kota Malang.

“Kami akan gencarkan sosialisasi literasi pemilu. Kami akan kolaborasi dengan seluruh stakeholder, termasuk sekolah dan perguruan tinggi agar pemuda bisa menyalurkan hak pilihnya,” kata Aminah, Senin (13/2/2023).

Menurutnya, masa depan kebijakan suatu daerah dalam 5 tahun pasca Pemilu akan tergantung dari siapa yang memimpin. Untuk itu, dia berharap pemuda maupun masyarakat di Kota Malang bisa berpartisipasi secara optimal dalam menyukseskan pesta demokrasi atau Pemilu 2024 mendatang.

“Masa depan suatu daerah akan tergantung pada pemimpin yang akan mendapat amanah dalam Pemilu. Kalau golput kan otomatis nanti siapa yang terpilih jadi ikut saja. Jadi ayo berpartisipasi menentukan pemimpinnya,” ujarnya.

Aminah mengaku tidak bisa mendapatkan data berapa jumlah pemuda di Kota Malang yang berpartisipasi dalam Pemilu 2019 lalu. Namun untuk data keseluruhan calon pemilik hak suara di Kota Malang, sementara telah terdata sebanyak 657.507 jiwa. Meski begitu, data ini masih terus dalam pemutakhiran.

“Jadi paling tidak bagi masyarakat minimal kelahiran 14 Februari 2007 itu nanti bisa berpartisipasi atau memilih di 2024. Minimal usia 17 tahun. Ini masih terus pendataan oleh petugas kami,” kata dia.

Dia juga menjelaskan bahwa KPU Kota Malang telah menyiapkan 2.435 TPS yang tersebar di 57 kelurahan di Kota Malang untuk Pemilu 2024 mendatang. Anggaran sekitar Rp13 miliar juga telah teralokasikan untuk KPU Kota Malang untuk melakukan segala persiapan di 2023 ini.

“Kalau kata orang Malang, enggak nyoblos enggak mbois ker. Pemilu akan menentukan masa depan masyarakat. Maka jadilah pemilih yang cerdas dan berkualitas sehingga menghasilkan pemimpin yang amanah,” pesannya.

info : tugumalang.id

Potensi Golput Pasca Tragedi Kanjuruhan

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything