Potensi Penyalahgunaan AI di Pemilu 2024

Tahun 2024 mendatang Indonesia akan menggelar pemilihan wakil rakyat, presiden, dan kepala daerah secara serentak. Terkait hal tersebut Pernyataan Bos OpenAI, pencipta robot kecerdasan buatan ChatGPT, bisa jadi peringatan untuk warga RI.

Antusiasme Pemilu 2024 di Indonesia sudah mulai terasa. Dua nama telah muncul sebagai bakal calon presiden yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, selain Prabowo Subianto yang juga hampir dipastikan ikut maju. Nama bakal calon legislatif juga sudah masuk ke KPU.

Potensi Penyalahgunaan AI di Pemilu 2024

Jelang pemilu, tampaknya pemerintah dan pengawas pemilu harus siap menghadapi ancaman baru. CEO OpenAI Sam Altman menyatakan kecerdasan buatan (AI) sebagai pondasi untuk membangun ChatGPT, punya potensi merusak integritas pemilu.

“Saya cemas,” katanya merespons pertanyaan soal pemilu dan AI, di depan Senat AS, mengutip dari Reuters, pada Mei 2023 lalu. Altman menyatakan AI harus mendapat regulasi yang jelas agar tidak merusak kepercayaan rakyat selama pemilu.

Melansir CNBC Indonesia, Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan raksasa seperti Microsoft dan Google hingga startup berkompetisi meluncurkan produk AI ke publik. Mereka mengucurkan uang miliaran dolar AS untuk membangun teknologi yang bisa menciptakan gambar, suara, hingga prosa sesuai perintah penggunanya.

Sebagian kalangan cemas AI bisa menjadi ancaman untuk menciptakan hoaks dan berita bohong dengan membuat tiruan video, foto, hingga rekaman suara.

Senator AS yang bernama Mazie Hirono bertanya soal bahaya berita bohong di pemilu kepada Altman. Seperti Indonesia, AS juga akan menggelar pemilihan presiden pada 2024.

“Soal pemilu, misalnya, saya sempat melihat foto mantan Presiden Donald Trump diborgol oleh polisi New York dan itu viral di media sosial,” kata Hirono.

Potensi Penyalahgunaan AI di Pemilu 2024

Altman menyatakan kreator yang memanfaatkan AI harus mengungkapkan dengan gamblang bahwa gambar yang terciptakan bukan foto asli. Sebelumnya, ia juga menekankan bahwa pemerintah AS harus mempertimbangkan penerbitan izin dan kewajiban uji coba bagi perusahaan atau individu yang mau mengembangkan model AI.

Menurutnya, semua model AI yang bisa berguna untuk persuasi dan manipulasi manusia harus punya izin. Altman menuturkan bahwa Perusahaan dan individu juga harus bisa menolak penggunaan data dan hasil karya mereka untuk melatih komputer AI.

Namun, Altman menyatakan data yang tersedia di internet seharusnya bisa terakses oleh siapapun.

Kekhawatiran Altman menjadi rambu-rambu untuk para penyelenggara pemilu 2024, termasuk pemerintah Indonesia, agar lebih berhati-hati terhadap ancaman teknologi tersebut. Pasalnya penyalahgunaan AI bisa merusak kemurnian data perolehan suara, rekayasa dan manipulasi yang merugikan banyak pihak.

Potensi Penyalahgunaan AI di Pemilu 2024

Uthkg.com 

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything