Sejarah Hari Raya Waisak, Makna, Dan Tahapannya

Hari Raya Waisak tahun 2023 jatuh pada 04 Mei. Waisak adalah hari suci bagi agama Buddha. Di berbagai negara juga turut merayakan hari Waisak.  Contohnya seperti Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Visakha Bucha di Thailand, Vesak di Sri Lanka, Vesak di Malaysia dan Singapura.

Menurut buku Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti (2012) oleh Boechari, di beberapa tempat perayaan, Waisak juga terkenal sebagai Hari Buddha.

Perayaan Hari Raya Waisak, biasanya pada bulan antara Mei sampai Juni setiap tahun atau tepatnya ketika terjadi bulan purnama. Pada umumnya, Waisak menjadi hari libur nasional pada sejumlah negara di Asia Tenggara, tidak terkecuali di Indonesia. 

Sejarah Hari Raya Waisak

Ada tiga peristiwa penting sebagai tanda Waisak, yaitu :

  1. Kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M
  2. Tercapainya penerangan sempura oleh Pertapa Gautana pada usia 35 tahun pada tahun 588 S.M
  3. Mangkatnya Sang Buddha Gautama di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M

Tiga kejadian tersebut, kelahiran, penerangan dan kematian terjadi pada hari yang sama ketika bulan purnama di bulan Waisak. Kemudian Tiga peristiwa tersebut terkenal sebagai Hari Tri Suci Waisak.

Setiap tahunnya, hari raya Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda, tetapi umumnya pada bulan Mei atau bergantung pada penandaan kalender Buddha atau Buddhist Era (BE).

Ada banyak rangkaian acara yang dilakukan oleh umat Buddha menjelang hari Waisak, contohnya adalah seperti meditasi, kebaktian serta pindapatta. Rangkaian acara tersebut, tentu saja memiliki makna maupun tujuannya masing-masing.

Sebelum membahas tentang acara dan makna dari setiap kegiatan yang terselenggara pada hari raya Waisak, kita perlu mengetahui sejarah dari Waisak lebih dulu.

Penjelasan tentang sejarah hari raya Waisak

Waisak merupakan sebuah festival yang dirayakan oleh umat Buddha untuk merayakan Buddha Gautama yaitu Guru Agung atau Guru Spiritual pada sekitar abad ke 5 SM.

Buddha Gautama juga terkenal sebagai Siddharta Gautama yang terlahir sebagai guru dan memiliki pemikiran, bahwa kemewahan serta kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan seseorang.

Siddhartha Gautama mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi yang berada di Bodh Gaya dan pohon tersebut saat ini menjadi tempat bersejarah bagi agama Buddha di India. Buddha Gautama sendiri memiliki kisah berkeliling sebagai seorang tunawisma serta belajar bermeditasi selama kurang lebih enam tahun lamanya.

Dalam perjalanan tersebut, sang Buddha selalu belajar serta mempraktikan kehidupan asketisme yaitu sebuah kehidupan tanpa adanya kenikmatan duniawi demi memperoleh keuntungan spiritual.

Usai mendapatkan pencerahan dengan sempurna, Buddha Gautama kemudian mengajarkan pada orang lain untuk menuju pada jalan kebebasan dari segala ketidaktahuan. Keluar dari segala nafsu keinginan serta lahir kembali usai penderitaan.

Kemudian, pada tahun 1950, Sri Lanka mengadakan sebuah konferensi pertama tentang Persekutuan Buddhis Sedunia atau sebutannya sebagai World Fellowship of Buddhists untuk memutuskan perayaan Waisak sebagai hari lahir Buddha di beberapa negara sekaligus.

Sejarah singkat dari kehidupan Buddha Gautama, pada akhirnya menjadi nilai dan sejarah penting bagi umat Buddha, seperti kelahiran untuk menuju pencerahan yang sempurna serta perjalanan kematian sang Buddha Gautama.

Sang Buddha telah menyebarkan agama Buddha ke seluruh belahan dunia, akan tetapi di setiap negara, cara perayaan maupun waktu pelaksanaan hari Waisak ini berbeda-beda.

Seperti di Vietnam, perayaan Besar Hari Waisak (kalender Buddha 2567) diselenggarakan dengan khidmat dan hormat pada Kamis (01 Juni), di Kota Da Nang. Banyak kegiatan praktis dan jaring pengaman sosial terselenggarakan demi Umat Buddha dan warga yang menjumpai kesulitan. 

Sedangkan di Indonesia peringatan Hari Raya Waisak jatuh pada hari Minggu tanggal 04 Juni 2023. 

Makna Hari Raya Waisak

Seperti yang telah tertulis sebelumnya, perayaan Waisak tidak hanya merayakan perjalanan serta kematian sang Buddha. Akan tetapi ada makna di balik perayaan tersebut. Makna dari hari Waisak berkaitan dengan tiga peristiwa yang terkenal sebagai Tri suci Waisak. Berikut penjelasannya.

1. Kelahiran Siddharta Gautama

Makna pertama dari hari raya Waisak adalah kelahiran Siddharta Gautama. Siddharta Gautama adalah seorang pangeran dan anak dari seorang raja yaitu Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya. Siddharta lahir di Taman Lumbini pada 623 Sebelum Masehi (SM).

Kelahiran dari Siddharta Gautama terjadi di Taman Lumbini pada 423 SM dan pada masa kelahiran Siddharta Gautama tersebut, kondisinya bersih tanpa ada nosa satu pun, selain itu ia pun bisa berdiri dengan tegak dan langsung bisa berjalan, tidak seperti bayi baru lahir umumnya.

Situasi kelahiran Siddharta Gautama ke dunia menandai bahwa sang pangeran akan menjadi calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan paling tinggi.

2. Siddharta Gautama mendapatkan Penerangan Agung

Makna kedua dari hari raya Waisak adalah Penerangan Agung yang tercapai oleh Siddharta Gautama. Usai Siddharta lahir, pimpinan dari Asita Kaladewala meramalkan bahwa pada masa yang akan datang, Siddharta Gautama akan menjadi seorang Maharaja Dunia atau Chakrawatin.

Usai momen kelahiran, kemudian pada umur yang ke 35 tahun, Siddharta Gautama mendapatkan Penerangan Agung. Kemudian ia menjadi Buddha di Bodh Gaya ketika bulan Waisak tiba.

Lalu selama 45 tahun lamanya, usia ia menerima Penerangan Agung, Sang Buddha Gautama kemudian pergi berkelana demi menyebarkan kebenaran atau  sebagai Dharma.

3. Parinibbana

Makna ketiga dari perayaan hari Waisak adalah Parinibbana. Kematian dari sang Buddha Gautama terjadi pada 543 SM ketika sang Buddha menginjak usia 80 tahun. Atas meninggalnya sang Buddha, para pengikutnya pun melakukan sujud sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk sang Buddha.

Kemudian dari ketiga peristiwa penting tersebut, terselenggarakanlah sebuah konferensi di Sri Lanka pada tahun 1950. Kemudian hari raya Waisak ditetapkan setiap tahun pada bulan Mei atau ketika terjadi bulan purnama.

Karena merayakannya ketika bulan purnama, tanggal dari peringatan hari raya Waisak pun dapat berubah-ubah setiap tahunnya, akan tetapi bulannya tetap sama yaitu pada bulan Mei.

Umat Buddha di setiap daerah, memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam merayakan hari Waisak. Akan tetapi ada satu hal yang pasti yaitu bahwa perayaan Waisak banyak terjadi di beberapa negara Asia. Seperti Korea Utara, Korea Selatan, India, dan Thailand.

Di Indonesia, umat Buddha biasanya merayakan hari raya Waisak dengan mengadakan festival lampion Waisak dan biasanya bertempat di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Menurut Balai Konservasi Borobudur, tradisi dari umat Buddha untuk merayakan hari raya Waisak di Candi Borobudur telah  ada sejak tahun 1929. Perayaan tersebut, identik dengan momen melepaskan ribuan lampion kertas ke langit.

Biasanya, umat Buddha akan pergi ke kuil-kuil setempat mereka dan beberapa tinggal di kuil tersebut sepanjang hari hingga bulan purnama tiba. Mereka juga akan banyak melakukan perbuatan baik, melakukan meditasi, merenungkan ajaran-ajaran Buddha. Serta membawa persembahan ke kuil dan berbagai makanan pada orang-orang lain.

Beberapa keluarga Buddhis biasanya juga akan mendekorasi rumahnya dengan lentera. Mereka juga akan melakukan proses serta mengenakan pakaian berwarna putih. Tidak hanya itu, umat Buddha juga akan saling bertukar ucapan dengan teman maupun keluarga pada hari raya Waisak.

Selain merayakan Waisak dengan festival dan upacara, umat Buddha biasanya juga akan melakukan upacara Bathing the Buddha pada hari Waisak. Upacara ini memperingati di mana air mengalir di atas bahu Buddha. Tujuannya adalah untuk mengingatkan orang-orang untuk menjernihkan pikiran mereka dari segala pikiran negatif. Contohnya seperti kebencian maupun keserakahan.

Perayaan ini akan termulai oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda yang di mana salah satu anggotanya adalah campuran antara orang Eropa serta Jawa ningrat.

Sebelumnya, perayaan hari raya Waisak di Borobudur sempat terhenti sejenak ketika perang revolusi kemerdekaan Indonesia. Selain itu, perayaan juga sempat berhenti karena ada pemugaran pada tahun 1973. Selama masa pemugaran tersebut, ada pemindahan perayaan Waisak ke Candi Mendut.

Bangsa Indonesia merupakan banga majemuk dan menjadi satu kesatuan adalah cita-cita yang  bersama. Candi Borobudur sebagai salah satu imaji utama bagi identitas bangsa, sehingga berhak untuk memilikinya maupun termanfaatkan oleh seluruh anggota masyarakat.

Candi Borobudur pernah lama tidak berjalan sebagai pusat kegiatan keagamaan usai pembangunan pada sekitar abad ke-8 serta ke-9. Akan tetapi, tradisi dari perayaan Waisak telah menjadi bukti toleransi serta upaya untuk saling menghargai maupun menghormati perbedaan yang ada.

Rangkaian acara peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 BE/2023 di Borobudur antara lain sebagai berikut:

  1. Acara Bakti Sosial Pengobatan Gratis pada tanggal 30 dan 31 Mei 2023,
  2. Api Dharma di Mrapen, Grobogan, dan Ritual pensakralan di Candi Mendut pada tanggal 2 Juni 2023,
  3. Pengambilan Air Berkah di Umbul Jumprit, Temanggung, dan Ritual pensakralan Candi Mendut pada tanggal 3 Juni 2023,
  4. Acara Kirab Waisak Candi Mendut ke Candi Borobudur, Detik-Detik Waisak, Pradaksina Candi Borobudur, dan Pelepasan Lampion Waisak pada tanggal 4 Juni 2023.

Acara festival pelepasan lampion merupakan pertanda penutupan perayaan Waisak 2567 BE tahun 2023. Masyarakat umum juga boleh mengikuti Festival lampion di Borobudur.

*Informasi dari berbagai sumber di internet.

Sejarah Hari Raya Waisak

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Ennyie Three
Tell us something about yourself.