Silent Treatment Dan Dampaknya

Hayo siapa yang suka melakukan silent treatment pas lagi marah? Jadi apa itu silent treatment? Secara sederhana silent treatment berarti sikap mendiamkan orang lain. Umumnya orang yang mendapatkan silent treatment ini akan merasa ditinggalkan dan didiamkan tanpa kejelasan.

Silent Treatment Dan Dampaknya

Banyak orang yang merasa menderita memperolah perlakuan tersebut. Mereka mengaku lebih baik mendapat amukan, caci maki, atau kata-kata kasar sejenisnya tetapi kemudian hubungan segera membaik dari pada didiamkan tidak jelas. Apalagi dalam waktu lama.

Namun di dunia ini karakter orang memang bermacam-macam. Begitu juga ketika marah, kesal atau sakit hati. Ada yang langsung meluapkan amarah dengan mengeluarkan kata-kata kasar, makian, nada tinggi, membentak, berkata kotor. Ada yang mengamuk melampiaskan emosi dengan merusak apa saja yang di dekatnya.

Tetapi tidak jarang juga yang lebih memilih diam. Ngambek dan mendiamkan, tidak mempedulikan dan tidak menganggap keberadaan orang yang telah membuatnya marah tersebut. Atau sebutannya melakukan silent treatment. Mungkin ada yang lebih parah lagi ia akan pergi dan menghilang. Nah, bagi korban silent treatment ternyata hal ini membawa dampak psikologis yang cukup serius.

Seringkali beredar anggapan, bahwa silent treatment adalah salah satu bentuk kekerasan non verbal. Pasalnya, orang yang mendapat tindakan ini mungkin mengalami kebingungan dan frustasi lantaran didiamkan. Lantas sebenarnya, sefatal apa efek perilaku silent treatment menurut psikolog?

Melansir health.detik.com, psikolog klinis Veronica Adesla menjelaskan, silent treatment adalah perilaku mendiamkan, tidak mengajak bicara ataupun menganggap keberadaan orang lain lantaran sedang marah atau bertengkar. Namun di balik perilaku tersebut, ada kemungkinan orang yang melakukan silent treatment pun pernah mengalami pengalaman buruk tertentu, yang membuatnya memiliki perilaku demikian. Sebab sebagaimana Vero menjelaskan, kebiasaan terbentuk dari pengalaman.

“Pemaknaan terhadap pengalaman dan penilaian secara subjektif bahwa sikap perilaku tertentu terasa tepat untuk menghadapi suatu masalah,” ungkapnya.

Silent Treatment Dan Dampaknya

Efek Silent Treatment ke Orang Lain

Vero juga menegaskan, orang yang mendapatkan tindakan silent treatment mungkin merasa tidak berdaya, merasa bersalah, frustasi, dan lain sebagainya. Tak heran, perilaku silent treatment ini tergolong sebagai kekerasan non verbal. Sebab, dengan perilaku ini, seseorang melakukan pengabaian kepada orang lain. Yang membuat orang tersebut merasa kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa.

“Ingatkan diri untuk keluar dari lingkaran emosi yang bergumul akibat silent treatment yaitu perasaan-perasaan tidak berdaya, bersalah, frustrasi, marah dan sebagainya,” pesan Vero kepada orang-orang yang mengalami tindakan silent treatment dari orang lain.

“Menjauh terlebih dahulu dan tenangkan diri. Refleksikan apa yang terjadi, apa yang menjadi masalah dan apa yang diharapkan. Cari waktu ketika orang tersebut mungkin sudah lebih bersikap biasa untuk tetap membicarakan masalah yang terjadi dan mencari solusi,” pungkasnya.

Intinya menunggu kesempatan yang baik untuk membicarakan masalah yang ada dengan orang yang kita buat marah tersebut. Jangan sampai membiarkan keadaan memburuk dan berakhir dengan perpecahan dan putus hubungan. Entah pertemanan, persaudaraan, hubungan dengan pasangan atau hubungan keluarga.

Silent Treatment Dan Dampaknya

uthkg.com (red)

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything