Sejarah Suku Asmat Di Papua Selatan Yang Terkenal Sebagai Pengukir Handa

Suku Asmat adalah suku asli Papua yang mayoritas tinggal di Papua Selatan. Populasi suku Asmat terbagi menjadi dua, yaitu populasi yang tinggal di pesisir pantai dan yang tinggal di pedalaman.

Asal-usul suku Asmat dipercaya berasal dari sebuah cerita mitologi Fumeripits (Dewa Sang Pencipta) yang berkembang di daerah tersebut.

Asal-usul Suku Asmat

Fumeripits merupakan seorang dewa yang dipercaya turun ke bumi menjelajah dan memulai petualangan dari ufuk barat matahari terbenam.

Dalam penjelajahannya tersebut, Sang Dewa harus berhadapan dengan seekor buaya raksasa dan mengalahkannya.

Namun dalam mencapai kemenangannya, Sang Dewa mengalami luka parah dan terdampar di tepi sungai.

Sembari menahan sakit, Sang Dewa harus bertahan hingga akhirnya ia bertemu seekor burung Flamingo berhati mulia. Konon, burung flamingo tersebut yang merawat Sang Dewa sampai ia pulih.

Suku Asmat Pengukir Handal

Setelah sehat, Sang Dewa memutuskan untuk tinggal di daerah tersebut, membangun rumah, mengukir dua buah patung, dan membuat sebuah genderang untuk mengiringinya menari.

Suku Asmat Pengukir Handal

Pasalnya, gerakan tari Sang Dewa mampu membuat kedua patung yang ia buat hidup dan ikut menari menirukan gerakan Sang Dewa.

Kemudian, dikisahkan bahwa kedua patung itu menjadi pasangan manusia dan merupakan nenek moyang suku Asmat. Penggunaan nama Asmat sendiri sudah dikenal sejak tahun 1904.

Hal ini mengacu pada catatan tahun 1770, di mana sebuah kapal yang James Cook jalankan, seorang pelaut Inggris yang mendarat di sebuah teluk di daerah Asmat.

Setelah itu, tiba-tiba muncul puluhan perahu lesung panjang yang ratusan laki-laki berkulit gelap dayung dengan wajah dan tubuh yang ada olesan warna-warna merah, hitam, dan putih.

Konon, penduduk tersebut menyerang dan membunuh sejumlah anak buah dari James Cook. Laki-laki inilah yang kemudian mengenalnya sebagai penduduk asli suku Asmat.

Ciri-ciri Fisik

Penduduk asli suku Asmat memiliki ciri-ciri fisik yang khas. Adapun ciri-ciri fisik suku Asmat adalah:

  • Berkulit hitam
  • Rambut keriting
  • Bertubuh tinggi rata-rata 162 sentimeter untuk wanita dan 172 sentimeter untuk pria
  • Kulitnya diberi warna merah, hitam, dan putih

Adat Istiadat Suku Asmat

Rumah Bujang

Salah satu adat istiadat suku Asmat adalah Rumah Bujang atau yang biasa menyebutnya Jew. Jew merupakan rumah utama, tempat melakukan segala aktivitas.

Suku Asmat Pengukir Handal

Namun, hanya pria yang belum menikah saja yang boleh tinggal di dalam Rumah Bujang. Sesuai namanya, Bujang, yang berarti pria-pria yang belum menikah atau memiliki pasangan. Sementara itu, hanya mengizinkan perempuan sesekali saja masuk ke dalam jew.

Merupakan Pengukir Andal

Suku Asmat juga terkenal sebagai pengukir yang andal dan mendapat pengakuan secara internasional.Selain itu, Suku Asmat banyak mengukir dan membuat patung yang beraneka ragam.

Biasanya, ukiran yang mereka hasilkan memiliki kisah tersendiri, seperti kisah para leluhur, kehidupan sehari-hari, dan rasa cinta mereka kepada alam.

Kepercayaan

Suku Asmat meyakini bahwa di lingkungan tempat mereka tinggal juga ada berbagai macam roh yang mereka bagi ke dalam tiga golongan, yaitu:

  1. Yi-ow: roh nenek moyang yang bersifat baik
  2. Osbopan: roh jahat yang dianggap sebagai penghuni beberapa jenis tertentu
  3. Dambin-Ow: roh jahat yang mati konyol

Upacara Besar

Suku Asmat memiliki sejumlah tradisi upacara besar yang berkaitan dengan penghormatan roh nenek moyang, sebagai berikut:

  1. Mbismbu (pembuat tiang)
  2. Yentpokmbu (pembuatan dan pengukuhan rumah yew)
  3. Tsyimbu (pembuatan dan pengukuhan perahu lesung)
  4. Yamasy pokumbu (upacara perisai)
  5. Mbipokumbu (upacara topeng)

Suku Asmat percaya bahwa mereka yang sudah meninggal sebelum masuk surga akan mengganggu manusia. Bentuk gangguannya bisa berupa penyakit, bencana, bahkan perang.

Oleh sebab itu, demi menyelamatkan manusia, mereka yang masih hidup membuat patung dan menggelar pesta patung bis, pesta topeng, pesta perahu, dan pesta ulat-ulat sagu.

Suku Asmat Pengukir Handal

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Karl Guevara
Just Newbie