Tempat Peribadatan Sesungguhnya
Oleh : Suryaning Dewanti
Tubuh kita bukan hanya sebuah wadah atau kumpulan sel.
Tubuh kita adalah bait atau kuil suci yang menampung esensi keberadaan kita. Maha karya ilahi yang luar biasa dengan sistem yang sangat rumit dan kompleks. Teratur dengan sistem untuk mendukung keberadaan fisik, mental, dan spiritual kita.
Seperti sebuah kuil, tubuh kita layak mendapatkan penghormatan, perawatan, dan penghormatan tertinggi. Melalui tubuh kita, kita dapar mengalami dunia, mengekspresikan diri, dan memulai perjalanan jiwa kita. Menyadari kesucian yang melekat pada bentuk fisik, kita dapat mengubah cara kita memandang dan berinteraksi dengan diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.
Seperti halnya kuil jadi tempat ibadah dan hubungan dengan yang ilahi oleh manusia, tubuh kita adalah kendaraan bagi jiwa kita untuk mengalami kehidupan dalam kepenuhannya. Melalui tubuh kita, kita dapat menumbuhkan kesadaran, mengeksplorasi indera kita, dan terlibat dalam tindakan cinta, kasih sayang, dan pelayanan.
Ketika kesadaran kita mulai mengalami kebangkitan,
maka kita akan memandang tubuh kita sebagai bait ilahi atau kuil sejati. Pemikiran kita pun mengalami pergeseran. Dari pola pikir yang awalnya biasa mengabaikan atau biasa mengkritik menjadi pola pikir yang penuh cinta dan rasa syukur.
Kita juga menjadi lebih sadar untuk memperhatikan makanan yang kita berikan kepada diri kita sendiri. Pun kita akan memilih untuk mengisi tubuh kita dengan makanan yang sehat dan memberi kehidupan. Kemudian kita memprioritaskan istirahat dan perawatan diri, menghormati kebutuhan untuk peremajaan dan penyembuhan.
Kita akan belajar disiplin dalam melakukan gerakan dan olah raga. Serta olah tubuh yang penuh kesadaran, merayakan anugerah kesehatan, mobilitas dan vitalitas.
Selain itu, mengenali tubuh kita sebagai bait suci ilahi mengingatkan kita akan pentingnya keharmonisan dan keseimbangan batin. Kita akan mulai mengerti perlunya memupuk kesehatan mental dan emosional, memelihara pikiran positif dan merawat emosional kita.
Tidak hanya itu, tapi juga merangkul praktik-praktik olah tubuh seperti meditasi, olah napas. Dan refleksi diri untuk memupuk hubungan yang lebih dalam dengan tempat perlindungan batin.
Lebih dari halnya tempat ibadah yang sekedar bangunan,
tubuh adalah ruang suci yang mengundang pengabdian. Tubuh kita mengundang kita untuk menumbuhkan cinta diri, penerimaan diri, dan kasih sayang. Kita menjadi selaras dengan kebijaksanaan tubuh kita, mendengarkan sinyal-sinyalnya, dan merespons dengan kebaikan. Kita pun secara otomatis menghormati batas-batas tubuh kita, mengetahui bahwa itu adalah ekspresi unik dari individualitas kita.
Ketika kita mewujudkan pemahaman bahwa tubuh kita adalah bait suci yang sesungguhnya. Lalu kita menciptakan fondasi untuk kesejahteraan holistik dan pertumbuhan spiritual. Kita menyadari bahwa percikan ilahi di dalam diri kita terjalin secara rumit ke dalam setiap sel. Dan dengan merawat tubuh kita, kita menghormati esensi suci dari keberadaan kita.
Mari kita perlakukan tubuh kita dengan rasa hormat yang layak. Kita menumbuhkan rasa syukur yang mendalam atas bait suci ajaib yang membawa kita melalui perjalanan hidup. Dengan demikian, kita membuka potensi untuk penyembuhan yang mendalam. Transformasi dan hubungan yang bersinar dengan yang ilahi di dalam dan di sekitar kita.
Jika kita mengerti bahwa tubuh adalah tempat peribadatan yang hidup, mustahil bagi diri kita membawa tubuh kita untuk melakukan hal-hal yang di luar kemanusiaan. Karena tidak ada manusia yang mengotori tempat peribadatannya sendiri.
Rahayu,
Kolaborasi bersama dengan Sutra Vedanta
“Illuminating paths to spiritual development.”
Tempat Peribadatan Sesungguhnya
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang