Temukan Bahan Berbahaya Dalam Takjil, Dinas Kesehatan Tulungagung Imbau Masyarakat Hindari Mamin Berwarna Cerah
Tingkat konsumsi makanan dan minuman masyarakat selama Ramadan 2023 cenderung meningkat.
Namun sayang, belum semua makanan dan minuman yang tersaji oleh pedagang memenuhi standar kesehatan.
Terbukti pada pemeriksaan takjil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung pada Jumat (24/3/2023) sore, masih ada makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Kasi kefarmasian Dinkes Tulungagung mengatakan, dari pemeriksaan 40 sampel makanan dan minuman pihaknya menemukan 2 produk yang mengandung bahan kimia berbahaya.
“Kita temukan kerupuk singkong dan sirup yang mengandung Rhodamin B, pewarna tekstil yang memang tidak boleh untuk pangan,” kata Masduki.
Menurut Masduki, penggunaan bahan kimia Rhodamin B untuk makanan dan minuman sebenarnya sudah ada larangan sejak tahun 1988. Bahan kimia untuk pewarna tekstil tersebut bila terkonsumsi manusia bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
“Efeknya memang tidak langsung tapi dalam jangka panjang bisa memicu kerusakan ginjal, hepar hingga kanker,” terang Masduki.
Masduki melanjutkan, sampel-sampel makanan dan minuman tersebut secara acak terambil dari 12 sentra penjualan takjil di Tulungagung.
Dengan adanya temuan tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menghimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih makanan minuman. Serta menghindari produk mamin yang berwarna cerah.
“Bahwa beli produk makanan tidak harus warna yang menarik, karena justru yang berwana menarik itu mengandung sesuatu yang terlarang,” tuturnya.
Menurut Masduki masih ada produk pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya tersebut, karena permintaan pasar yang masih tinggi. Untuk itu pihaknya akan berkolaborasi dengan aparat penegak hukum untuk penindakan terhadap produsen. Serta mengurangi permintaan dengan memberikan sosialisasi pada masyarakat.
“Padahal tahun ini kita sudah 11 kali melakukan KIE (Kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi) Keamanan Pangan dari semua elemen masyarakat, tapi ternyata belum mempan. Jadi kita harus lebih giat lagi,” ungkap Masduki.
Menindaklanjuti temuan produk pangan yang mengandung Rhodamin B tersebut, Dinas kesehatan Tulungagung akan melakukan penelusuran untuk mengetahui asal muasal produk. Sanksi yang berjalan terhadap produsen nakal bisa mulai dari peringatan hingga penutupan tempat usaha.
“Kalau bisa itu ya langsung ke hilirnya biar kita bisa mencegah dan melindungi masyarakat Tulungagung,” imbuh Masduki.
Temuan bahan kimia berbahaya dalam produk pangan dalam Sidak takjil tahun 2023 ini meningkat dari temuan pada Ramadan tahun 2022 lalu. Meski sama-sama ada 2 produk yang mengandung bahan terlarang, jumlah sampel yang terperiksa pada tahun ini lebih sedikit dari tahun lalu. Jika tahun lalu 2 temuan dari 100 sampel, kali ini 2 temuan dari 40 sampel.
“Pemeriksaan ini dalam upaya perlindungan kesehatan masyarakat, kita menguji produk-produk makanan yang banyak jadi konsumsi masyarakat di bulan Ramadan ini khususnya takjil,” terang Masduki.
Info : timesindonesia.com
Temukan Bahan Berbahaya Dalam Takjil
UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang