Pada hari penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO tanggal 22 November 2023 yang berlangsung di Paris, Prancis. Direktur Jenderal UNESCO mengumumkan penetapan hari lahir dua tokoh kenamaan Indonesia sebagai hari perayaan tingkat internasional di UNESCO.

Mengutip laman kemdikbud.go.id Kedua tokoh tersebut adalah Sastrawan termasyhur, A.A. Navis, dan pejuang Wanita asal Aceh, Keumalahayati. Penetapan ini berlangsung di sesi sidang Plenary Report dari rangkaian Sidang Umum UNESCO ke-42.

Sebagai informasi, Ali Akbar Navis atau lebih terkenal dengan A.A. Navis, adalah seorang penulis dan budayawan terkemuka Indonesia. Kontribusinya terhadap sastra Indonesia menjadikannya sosok yang ikonik di dunia sastra. A.A. Navis menghasilkan sejumlah besar publikasi dan bekerja sebagai guru bagi penulis lain selama hidupnya.

Ali Akbar Navis, sastrawan Indonesia

Pengusulan penetapan peringatan 100 tahun kelahiran Ali Akbar Navis (1924-2003) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand, dan Togo.

Sedangkan Keumalahayati merupakan salah satu tokoh heroik perempuan paling awal di Indonesia. Indonesia mengakui Hayati sebagai pahlawan nasional atas keberanian, kepemimpinan, dan kontribusinya yang signifikan dalam membela tanah air.

Keumalahayati, laksamana laut perempuan pertama dari Indonesia

Dia besar di wilayah yang terkenal dengan tradisi maritimnya yang kuat dan mengenal dunia peperangan laut sejak usia muda. Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, adalah seorang panglima angkatan laut armada Aceh yang terampil dan dihormati, dan ia mewariskan ilmu dan keahliannya kepada putrinya.

Ketika ayahnya meninggal dunia sehingga jabatannya kosong. Sultan Alauddin Riayat Syah dari Aceh mengangkat Keumalahayati sebagai Laksamana baru, mengingat bakat, keterampilan, dan tekadnya.

Jabatan Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh menjadikan Keumalahayati sebagai laksamana wanita pertama dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara. Dalam masa kejayaannya, Keumalahayati berhasil membuktikan bahwa dia merupakan pemimpin yang cakap di tengah skeptisisme terhadap perempuan.

Pengusulan penetapan peringatan 475 tahun kelahiran Keumalahayati (1550-1615) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand dan Togo.

Penetapan peringatan atas tokoh ternama di negara anggota UNESCO memiliki kriteria penentuan berdasarkan tahun kelahiran atau kematian tokoh. Terkait dengan cita-cita dan misi Organisasi dalam bidang pendidikan, dan budaya. Terkait juga dengan ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial dan kemanusiaan, serta komunikasi.

Pengusulan mempertimbangkan keterwakilan gender. Serta hanya bisa secara anumerta terhadap peristiwa yang memiliki cakupan universal atau setidaknya signifikansi regional. Minimal mendapat dukungan dari 2 negara, serta memiliki dampak besar bagi negara ataupun dunia.

Dua tokoh ternama dari Indonesia ini sekaligus mengukuhkan prestasi Indonesia di UNESCO selama periode Sidang Umum UNESCO ke-42 di tahun 2023 ini.

Di mana Indonesia berhasil terpilih dalam beberapa bidang sebagai berikut :

  • Anggota Dewan Eksekutif UNESCO
  • Menjadi anggota Dewan International Programme for the Development of Communication (IPDC)
  • Meresmikan Indonesian Corner di markas besar UNESCO
  • Serta penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO.

Sumber : website resmi Kemdikbudristek

UNESCO Menetapkan Hari Perayaan Internasional

baca artikel terkait : https://uthkg.com/akademisi/indonesia-bikin-bangga/

About the author : Nunik Cho
I'm nothing but everything