Kemerdekaan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia

Kita tentu mengenal sebutan istilah AJAR, AJARAN, BELAJAR, PENGAJARAN, PELAJARAN, PELAJAR, TERPELAJAR, MENGAJAR, MENGAJARI, MENGAJARKAN, MEMPELAJARI.

Sebetulnya tidak asing dalam kosa kata Bahasa Indonesia. Pun demikian dengan kata LUHUR, LELUHUR, KELUHURAN, MELUHURKAN. Kedua kosa kata tersebut telah tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, warisan dari Bahasa Sangsakerta. Boleh jadi juga sudah ada sejak generasi bahasa sebelumnya.

Kemerdekaan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia
Mengherankan bahwa sebagian orang tidak tahu dan tidak mau tahu bahwa sajen dan sajian memiliki arti sama hanya beda pengucapan.

Anehnya dan cukup sering sangat menyebalkan, ketika 2 kata tersebut berpasangan, pada sebagian orang menimbulkan pengertian yang tidak logis dan tidak rasional. Ketika terucap sebutan atau tampil tulisan AJARAN LELUHUR BANGSA INDONESIA. Sebagian orang berpikir bahwa itu tentang sesuatu tentang ibadat, ritual, klenik, takhayul, mitos, dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya, serupa pengertian itu.

Padahal frasa atau ungkapan ajaran leluhur sama saja dengan ungkapan seperti pengetahuan atau bimbingan dari ayah dan ibu atau orang tua lainnya atau guru. Serupa dengan nasehat dari kakek dan nenek, atau dari generasi-generasi sebelumnya dan seterusnya.

Manusia-manusia Tertindas Terpenjara Pikirannya Sendiri

Sedemikian terpenjarannya cara pandang orang-orang itu oleh pesan-pesan propaganda jahat subliminal yang menindas dan memperbudak pikirannya. Sehingga mereka tidak bisa lagi memandang arti sebuah kata, istilah, sebutan, ungkapan atau frasa atau kalimat dari sudut pandang berbeda.

Kemerdekaan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia
Putri Kerajaan Saudi masih mau menghormati Budaya Indonesia.

Celakanya hal itu sering kali berlaku hampir semua terhadap berbagai hal yang merupakan milik leluhur bangsanya sendiri. Terutama ketika sudah tampak bentuk rupa peraga dari sebutan ajaran leluhur Bangsa Indonesia.

Apa Itu Ajaran Leluhur?

Kita tidak perlu menggunakan definisi dan terminologi yang rumit. Masa lalu adalah alasan kita bisa ada hari ini. Jika di masa ini kita lahir hidup, bertumbuh dewasa dan melakoni hidup sehari-hari, tentu demikian juga yang terjadi di masa lalu. Kita belajar makan, berbicara, berjalan, pun demikian terjadi di masa-masa sebelumnya.

Kemerdekaan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia
Keluarga sebagai tempat keberadaan leluhur terdekat, ayah dan ibu.

Jika saat ini kita pergi ke sekolah, belajar dan praktek matematika, bahasa, fisika, kimia, sosial, dan berbagai ajaran pengetahuan lain. Maka sudah tentu orang-orang di masa lalu juga melakukan hal serupa. Buktinya banyak jika memang kita ada rasa ingin tahu dan mau tahu. Keberadaan peninggalan masa lalu masih sangat banyak bisa kita temui di sekitar kita, yang dekat atau pun jauh. Budaya makanan, berpakaian, tari-tarian, seni membuat gambar, patung, bangun-bangunan serupa candi, banyak sekali.

Leluhur pun kita tidak harus mengasosiasikan generasi pada rentang waktu yang terlalu lama dari masa kita sekarang. Ayah ibu, kedua orang kita adalah leluhur. Kakek nenek, buyut, paman, bibi, mereka juga sudah termasuk leluhur kita.

Kemerdekaan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia
Situs megalitikum Nagara Padang lebih tua dari pada situs megalitikum Gunung Padang.

Namun jika, meski secara simbolik atau tidak langsung dengan beragam cara, ingin memberi penghormatan kepada leluhur generasi sebelumnya, tentu semakin baik. Leluhur terus ke generasi sebelumnya akan sampai kepada generasi awal. Pada akhirnya kita akan sampai kepada sumber mula segala sesuatunya berasal.

Maka itu artinya kita telah membuktikan bahwa Hyang Maha Kuasa sebagai sumber mula-mula segala sesuatunya berasal dan bisa terjadi hingga kini.

Kitab Hidup Leluhur Bangsa Indonesia

Seperti yang pernah tertulis penjelasan pada artikel; Menghormati Sesama Yang Hidup – Saling Memberi Dan Saling Menerima. Hidup tidak hanya sebutan bagi makhluk seperti kita manusia, satwa dan tumbuhan. Tapi semua yang ada di buana semesta juga mengalami “hidup”. Entah itu air, tanah, batu, udara, api. Bentuk kimia lain, unsur, atom, hingga ke partikel sekecil-kecilnya.

Paradigma bahwa makhluk hidup adalah manusia, satwa dan tumbuhan saja, dan menganggap lainnya sebagai benda mati, adalah paradigma Barat. Dalam Bahasa Inggrisnya organik dan anorganik. Belum lagi racun paradigma lain yang seringkali menyebut ada, padahal tidak ada, atau tidak bisa memberikan bukti keberadaannya.

Kemerdekaan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia
Sesajen/sajian mengandung pengetahuan tata kelola tanah, pertanian, pengairan, tata boga, gizi, fisika, biologi, kimia, dan banyak ajaran pengetahuan lain.

Leluhur Bangsa Indonesia telah mewariskan ajaran tersebut dan kita bisa menyebut sebagai Kitab Hidup. Itulah alasan bahwa warisan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia tidak hadir dalam bentuk kerdil sebatas hanya berupa tulisan aksara pada sebuah buku saja. Namun warisan ajaran tersebut hadir dalam berbagai bentuk peraga tanpa batasan yang mempersempit.

Kitab hidup bisa berarti bahwa ajaran tersebut adalah sesuatu yang hidup, dinamis, terus bergerak dan terus berubah. Semesta dan seisinya hidup sesuai hukum asal. Semua itu menjadi sumber ajaran bagi manusia, sumber pengetahuan.

Kitab hidup juga bisa berarti bahwa kandungan dalam ajaran atau pengetahuan tersebut bisa menjadi tuntunan, bimbingan, cara manusia untuk melakoni hidup, sejak lahir hingga mati. Tentu saja di saat baru lahir sebagai bayi butuh pengajaran dari orang tua.

Kemerdekaan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia

Penjelasan tentang Kitab Hidup sebelumnya telah menyiratkan memberi sedikit banyak gambaran tentang hidup merdeka, kemerdekaan. Bahwasanya sumber ajaran atau pengetahuan pada dasarnya tidak terbatas.

Merdeka dan berdaulat di negeri sendiri.

Artinya manusia mempunyai kebebasan memilih ajaran yang bisa berguna bagi hidunya sendiri. Segalanya menyerahkan kepada manusia pemilik unsur kepintaran, kecerdasan, dan kepandaian sehingga pribadi sendiri bertanggung-jawab atas segala sikap dan perilakunya.

Setiap manusia boleh mengambil yang ini dan meninggalkan yang itu.

Mengapa Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia Memberi Kemerdekaan?

Sesuai dharma atau keselarasan dengan hukum semesta, kemerdekaan manusia pasti ada konsekuensi pada setiap pilihan, fatal dan mutlak. Manusia bebas memilih, tapi tidak pernah bebas dari konsekuensinya. Terutama konsekuensi terhadap pribadinya sendiri.

Sebagai pribadi, kehadiran manusia tidak lepas dari keberadaan manusia lainnya. Manusia semua terikat oleh keberadaan ruang dan waktu kebumian. Sesuai dharma juga manusia tidak hidup tinggal berkumpul di satu wilayah saja. Manusia hidup tersebar di segala penjuru muka bumi. Kita di masa sekarang terbatasi oleh konsep negara. Khususnya di Indonesia ada pembagian lagi secara propinsi, kabupaten atau kota, kecamatan, kelurahan atau desa, hingga keluarga sebagai unit kelompok terkecil.

Pohon dan produksi kelapa di Indonesia terbanyak di dunia.

Secara dharma yang bersifat sangat fatal juga manusia sangat tergantung untuk minum dan makan dari air dan tanah. Pada dharma selanjutnya, ada kebutuhan manusia untuk melanggengkan atau melanjutkan peradaban manusia. Dengan cara berketurunan melalui proses kimia tubuh menimbulkan dorongan seksual pada laki-laki dan perempuan untuk sapatemon. Secara mendasar, kedua hal tersebut yang menjadi alasan mendorong manusia membangun adab dan budayanya.

Uniknya terdapat perbedaan secara kebuanaan (natural) antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Misalnya tanaman di Afrika tidak ada dan tidak bisa tumbuh di Indonesia. Inilah alasan utama perlunya mempelajari dan mengenal ajaran leluhur. Beragam dan banyaknya warisan budaya yang masih bisa kita lihat saat ini adalah bukti bahwa praktek ajaran leluhur telah terbukti teruji. Selama kurun waktu berabad lamanya, bahkan boleh jadi telah ada sejak ribuan tahun lalu.

Setiap bangsa mempunyai cara ciri tersendiri berbeda untuk pengenal identitas jati diri.

Apa gunanya kita menjadi ahli menanam gandum yang tumbuh di Amerika dan Eropa tetapi tidak bisa tumbuh di indonesia? Sementara kita tidak pandai cara menanam padi sebagai sumber pangan bangsa kita sendiri.

Apa gunanya kita makan menggunakan pisau dan garpu sebagai warisan tradisi makan daging mentah yang memang tidak bisa menggunakan tangan kosong? Sementara peradaban leluhur Bangsa Indonesia telah mengenal budaya memasak di masa yang sama ketika bangsa lain belum mengenal masakan. Sehingga kita bisa cukup makan menggunakan tangan tanpa alat bantu makan.

Apa pentingnya kita menggunakan pakaian jas yang biasa mereka gunakan karena mereka memiliki musim salju atau musim dingin untuk menyesuaikan suhu tubuh? Sementara kita mewarisi wilayah dengan iklim tropis dengan 2 musim yang senantiasa terkena sinar matahari sepanjang waktu. kalau pun musim hujan butuh jas hujan, bukan jas.

Kenapa kita harus pandai mengolah berlian dari Afrika? Jika kita tidak tahu cara mengolah intan dari martapura, Kalimantan Selatan.

Kecuali kita pindah tempat tinggal ke negara-negara itu meninggalkan Indonesia. Wajar! Namun semua ini juga tidak berarti ada larangan untuk mempelajari lebih banyak hal dari semua bangsa-bangsa lain yang berbeda di muka seluruh bumi. Sama sekali tidak ada larangan. Terutama jika ajaran pengetahuan dari bangsa lain memang bisa cocok berguna bagi Bangsa Indonesia.

Itulah kemerdekaan yang terkandung dalam ajaran leluhur Bangsa Indonesia.

Kemerdekaan Ajaran Leluhur Bangsa Indonesia

UT Hong Kong & Macau; Desain website oleh Cahaya Hanjuang

About the author : Tim Kreatif
Tell us something about yourself.